Pelacakan Kasus Belum Bagus

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-10-03 / Halaman : / Rubrik : WAW / Penulis :


HAMPIR tiga bulan Wiku Adisasmito mengemban tugas ganda di Satuan Tugas Penanganan COVID-19. Sejak 21 Juli lalu, ia menggantikan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto sebagai juru bicara Satgas. Sebelumnya, Wiku memimpin seratusan ilmuwan dan praktisi klinis lintas bidang dan keahlian yang tergabung dalam tim pakar Satgas sejak awal dibentuknya lembaga ad hoc itu pada Maret lalu.
Beberapa pekan terakhir, Wiku dihadapkan pada penambahan kasus positif Covid-19 yang terus meroket. Jumlah kasus baru mencapai 4.000-an per hari, hampir selalu mencetak rekor. Dengan dukungan 320 laboratorium, profesor 56 tahun ini mengklaim kemampuan uji spesimen jauh membaik. Sayangnya, kapasitas tes belum diimbangi dengan pelacakan yang memadai terhadap kontak erat tiap kasus positif. “Tracing memang masih belum optimal,” kata Wiku dalam wawancara khusus dengan Tempo melalui konferensi video, Rabu, 30 September lalu.
Hingga Jumat, 2 Oktober lalu, Indonesia mencatatkan lebih dari 295 ribu kasus positif Covid-19. Nyaris 11 ribu jiwa tewas akibat infeksi virus SARS-CoV-2. Menurut Wiku, tes dan pelacakan sangat penting untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 di masyarakat. Di Jakarta saja, provinsi dengan angka kasus tertinggi, kapasitas pelacakan baru menyentuh lima-enam kontak erat per kasus positif. “Pelacakan mengalami kendala stigma negatif dan keterbatasan tenaga pelacak kontak,” tutur guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ini.
Kepada wartawan Tempo, Mahardika Satria Hadi dan Nur Alfiyah, Wiku berujar bahwa pandemi Covid-19 adalah krisis multidimensi. Penyelesaiannya memerlukan kerja sama lintas sektor. Masalahnya, Satgas mendapati ego yang masih tinggi dari kementerian ataupun lembaga. Dalam perbincangan selama hampir dua jam, Wiku juga menanggapi penunjukan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk memimpin penanganan wabah di sepuluh provinsi kritis serta hengkangnya Akmal Taher dari tim pakar Satgas.

Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terus meroket dan termasuk yang tertinggi di Asia Tenggara. Mengapa kondisinya belum membaik?
Pelacakan kasus memang masih belum optimal. Tapi, kalau pengujian, perubahannya sudah cukup bagus. Target WHO (Badan Kesehatan Dunia) untuk testing 1 : 1.000 penduduk per minggu. Target itu sebenarnya sudah terpenuhi di Provinsi DKI Jakarta, Sumatera Barat, Bali, Sulawesi Selatan, dan Papua.
Seperti apa kemampuan uji spesimen sejauh ini?
Jumlah laboratorium sekarang sudah 320 unit. Jumlah kapasitas tesnya dari seluruh alat di 320 laboratorium adalah 62 ribu sampel per hari. Hari ini pengujian per hari mencapai 45.496 sampel.
Tapi secara nasional masih jauh di bawah standar WHO.
Dengan 267 juta penduduk, jumlah tes di Indonesia seharusnya 267 ribu orang per minggu. Kini total orang yang dites per minggu sudah mencapai 189 ribu. Itu sama dengan 70 persen. Ini rata-rata nasional. Padahal lima provinsi yang saya sebutkan tadi sudah lima-enam kali standar WHO. Seharusnya pengujian yang sesuai dengan standar WHO diutamakan di daerah yang penularannya tinggi dan penduduknya banyak. Jangan diratakan semua. Jika suatu daerah penularannya rendah dan penduduknya jarang, ngapain kita kejar-kejar seperti itu?
Bagaimana dengan kemampuan pelacakan kontak erat di Indonesia?
Kita masih enggak begitu bagus di tracing. Kalau tidak salah lima-enam orang, itu pun di Jakarta. Sekarang sedang kami fokuskan program tracing…

Keywords: Gugus Tugas Penanganan Covid-19Vaksin Covid-19Wiku Adisasmito#CuciTangan#PakaiMasker#JagaJarakKabar Pandemi
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…