Bedil Jatuh Di Lahan Ukur

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-12-19 / Halaman : / Rubrik : LAPSUS / Penulis :


MEMBAWA parang dan tali yang dililitkan di pinggangnya, Gaspar Radja berjalan kaki dari rumah ke kebun miliknya di Desa Rendu Botowe, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, pada Sabtu pagi, 24 Oktober lalu. Ia hendak berkebun dan membuat perangkap burung seperti kebiasaannya setiap hari. Tiba di kebunnya, Gaspar kaget karena sudah banyak orang di sana. Menurut Gaspar, saat itu ada polisi bersenjata, personel Pemerintah Kabupaten Nagekeo, serta petugas kantor pertanahan yang sedang mengukur lahan. Kedatangan Gaspar menghentikan aktivitas pengukuran. “Saya ditanya mau apa bawa parang dan tali,” ujarnya kala menceritakan lagi peristiwa tersebut kepada Tempo, Senin, 14 Desember lalu. Gaspar menjawab kedua benda itu ia bawa untuk berkebun serta menangkap burung. Setelah itu, ia meminta para petugas segera keluar dari kebunnya. Ia tidak mengizinkan pengukuran dan tak mau menjual lahan seluas 3 hektare tersebut untuk dibangun Waduk Lambo. Rencana pembangunan waduk yang membendung Lowe Se atau Sungai Se itu membutuhkan lahan seluas 432 hektare.

Warga menunjuk lokasi pembangunan Waduk Lambo di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. TEMPO/Jhon Seo
Ucapan ini membuat situasi memanas. Badan Gaspar dipegangi oleh polisi. Ia dihadang masuk kebun agar petugas lain bisa melanjutkan pengukuran. Begitu tangannya dicengkeram aparat, Gaspar berteriak, “Tolong……

Keywords: Hak Asasi ManusiaKonflik Masyarakat dan Pembangunan
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…