Vaksin Bukan Untuk Komoditas Politik
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-01-16 / Halaman : / Rubrik : WAW / Penulis :
SEJAK dilantik sebagai Menteri Kesehatan pada 23 Desember 2020, Budi Gunadi Sadikin harus bergerak cepat mengurus berbagai hal berkaitan dengan penanganan pandemi Covid-19. Vaksinasi menjadi prioritasnya. Dalam waktu dua hari sejak program vaksinasi terhadap tenaga kesehatan dimulai pada Kamis, 14 Januari lalu, dari sekitar 1,4 juta tenaga kesehatan yang akan divaksin, 16.629 orang telah mendapat vaksin.
Di tengah berbagai persoalan distribusi vaksin ke sejumlah daerah, Kementerian Kesehatan menargetkan 3 juta orang dapat divaksin pada Januari ini. “Bisa meleset. Problemnya di kesiapan logistik karena ini cold chain. Ternyata kapasitasnya butuh lebih besar,” kata Budi, 56 tahun, dalam wawancara khusus dengan Tempo di rumah dinasnya di kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Jumat malam, 15 Januari lalu.
Distribusi pertama 1,2 juta vaksin ke berbagai wilayah Indonesia, Budi mengungkapkan, sempat tersendat karena kendala tempat penyimpanan. Penyimpanan dingin di sejumlah daerah tak mampu menampung vaksin Sinovac karena masih menyimpan vaksin untuk penyakit lain. Pemerintah sedang menjajaki kerja sama dengan perusahaan swasta yang memiliki kemampuan dalam sistem cold chain atau rantai dingin. “Makin lama makin besar dan puncaknya sebulan mungkin bisa 25 juta vaksin,” ujar Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara 2019-2020 itu.
Kepada wartawan Tempo, Budi menjelaskan berbagai hal seputar pelaksanaan vaksinasi, upaya pemerintah melobi sejumlah produsen vaksin, hingga langkah pemerintah mendekati kelompok masyarakat yang menolak vaksin. Wawancara juga dilakukan secara daring melalui video konferensi.
Apakah sejauh ini vaksinasi sudah sesuai dengan target?
Kami tidak punya target harian. Belum bikin. Targetnya, Januari ini 3 juta.
Time line-nya sudah tepat?
Bisa meleset di logistik.
Apa problemnya?
Kesiapan logistik, karena ini cold chain, jalur dingin. Ternyata kapasitasnya butuh lebih besar. Sambil jalan kami hitung ulang.
Tidak semua dinas kesehatan punya cold storage yang memadai?
Semua dinas kesehatan punya cold storage. Sebenarnya lumayan besar, tapi itu dipakai untuk vaksinasi lain yang berjalan. Dengan adanya Covid-19, vaksinasi yang berjalan ini tidak selancar sebelumnya. Akibatnya, vaksinnya masih berada di sana, jadi makan tempat. Vaksin rata-rata disimpan dengan suhu 2-8 derajat Celsius. Untuk Sinovac tidak ada masalah.
Benarkah Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Unilever, yang punya cold storage sampai ke tingkat pengecer?
Kami mencari segala macam cara untuk mengatasi itu dengan cepat, termasuk kami cari perusahaan swasta yang kuat di distribusi dan punya kemampuan distribusi dingin.
Seberapa mengkhawatirkan soal rantai dingin ini?
Ini sangat critical untuk menyukseskan program vaksinasi. Karena itu, kami habis-habisan memastikan ini siap. Pasti ada hambatan, dan ini bukan hambatan mudah, karena tidak terprediksi, tidak pernah sebanyak dan secepat ini. Kita sudah mencoba merencanakan, tapi waktunya mepet. Begitu saya masuk 23 Desember, saya cek, belum semuanya seideal yang kita inginkan.
Apa contoh masalah dan bagaimana solusinya?
Waktu kami kirim 1,2 juta vaksin pertama, kenyataannya tidak selesai dalam dua hari karena tidak ada tempat buat menyimpan. Kami cek kenapa mandek. Cold storage-nya tidak cukup dan ternyata masih menyimpan vaksin lain. Kadang ada reagen juga. Lalu reagen dikeluarkan supaya vaksin bisa masuk. Sempat ada beberapa provinsi yang seperti itu. Sekarang distribusi ke kabupaten dan kota sudah tidak ada masalah.
Beberapa pusat kesehatan masyarakat dan fasilitas kesehatan lain belum mendapatkan vaksin karena tidak punya tempat penyimpanan. Apakah ini salah satu problemnya?
Itu problem. Dulu…
Keywords: Budi Gunadi Sadikin, Vaksinasi Covid, Vaksin Sinovac, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…