Saya Bukan Tukang Sulap
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-02-13 / Halaman : / Rubrik : WAW / Penulis :
DI tengah upaya mengatasi dampak pandemi Covid-19, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra dihadapkan pada persoalan lain. Negosiasi alot dengan perusahaan Nordic Aviation Capital untuk menghentikan kontrak sewa 12 unit Bombardier CRJ1000 NextGen membuatnya mengambil keputusan tegas. “Kami grounded dan kembalikan pesawatnya. Saya putuskan secara sepihak. See you in court (kita selesaikan di pengadilan),” kata Irfan dalam wawancara khusus dengan Tempo di kantornya, Rabu, 10 Februari lalu. Garuda Indonesia memiliki kontrak sewa pesawat dengan Nordic Aviation Capital sejak 2012 dan berakhir pada 2027. Irfan mengatakan burung besi produksi perusahaan Kanada, Bombardier Aerospace, itu memiliki kapasitas bagasi kecil sehingga tak cocok dengan perilaku penumpang pesawat Indonesia yang tidak terbiasa berkomuter. Apalagi lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office, sedang mengusut Bombardier atas dugaan tindak pidana suap dalam kontrak penjualan pesawat kepada maskapai pelat merah yang ia pimpin. Irfan, 56 tahun, belum genap dua bulan bergabung dengan Garuda ketika pandemi menghantam industri penerbangan. Merosotnya jumlah penumpang sempat membuat Garuda kelimpungan. Irfan mesti mengambil sejumlah keputusan berat, dari penundaan pembayaran gaji hingga pemutusan kontrak kerja ribuan karyawan. Ia bahkan ikut turun ke bandar udara untuk mempromosikan Garuda. Kepada wartawan Tempo, Mahardika Satria Hadi, Nur Alfiyah, dan Yohanes Paskalis, Irfan menjelaskan kondisi Garuda, strateginya menghadapi dampak pandemi, hingga peran Garuda dalam distribusi vaksin Covid-19. Irfan tampak geram dan beberapa kali memukul meja ketika menjelaskan perihal sewa pesawat Bombardier CRJ1000.
Anda mewarisi sejumlah persoalan dari manajemen sebelumnya. Salah satunya soal sewa pesawat Bombardier CRJ1000. Mengapa Anda memutuskan menghentikan sewa 12 pesawat itu?
Khusus soal CRJ ini tidak cocok saja. Itu jenis pesawat untuk keperluan commuting. Makanya tempat bagasinya kecil. Problemnya, commuting sangat tidak cocok dengan perilaku penumpang di Indonesia. Kami cari-cari dan lihat rata-rata ternyata rugi terus sampai beberapa tahun ke depan. Lalu ngapain diteruskan? Dari situlah saya bilang ini mesti diakhiri. Apalagi kemudian muncul SFO di Inggris yang mengeluarkan pernyataan mencurigai Bombardier melakukan proses suap. Saya bilang ke teman-teman direksi, saya juga lapor ke Menteri Badan Usaha Milik Negara (Erick Thohir). “Pak Menteri, pembiaran kerugian itu adalah bagian dari korupsi. We need to make tough decisions.”
Bagaimana upaya negosiasi dengan Nordic Aviation Capital?
Saya bertemu dan bernegosiasi dengan mereka. Tawaran yang mereka ajukan bukannya turun, malah makin naik.
Apa tanggapan Anda ketika itu?
Saya sampaikan bahwa Garuda ini company with respect. Kami mau menghargai komitmen yang sudah disepakati. Masalahnya, saya tidak punya cash. Saya buka situasinya. Ini kalau diteruskan (sewanya), kami minus terus. Mereka memberi proposal, memberi diskon dari total yang harus kami bayar. Saya tawar dan minta diskon lebih. Mereka menawar lagi. Yang tadinya memberi diskon sekian, malah turun diskonnya.
Berapa angka yang mereka tawar?
Angkanya jauh dibanding kerugian yang harus kami hadapi. Saya juga mengecek ke beberapa lembaga. Bisakah saya lakukan ini tanpa disalahkan suatu hari? Jawabannya, bisa. Justifikasi saya adalah mengurangi kerugian. Jadi bukan menghilangkan kerugian karena sudah pasti rugi. Akhirnya saya bilang, “That's it. Ini posisi kami.”…
Keywords: PT Garuda Indonesia, Covid-19, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…