Kita Seperti Terkilir

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-02-20 / Halaman : / Rubrik : WAW / Penulis :


MUHAMMAD Lutfi baru tiga bulan menjadi Duta Besar untuk Amerika Serikat ketika Presiden Joko Widodo memanggilnya kembali ke Jakarta pada Desember 2020. Saat itu, Jokowi melakukan kocok ulang perdana Kabinet Indonesia Maju dan menunjuk Lutfi sebagai menteri perdagangan, posisi yang pernah ia duduki pada 2014. "Status saya sebagai menteri pengganti dan kali ini tantangannya jauh lebih complicated," ujar Lutfi, 51 tahun, dalam wawancara khusus dengan Tempo melalui konferensi video, Kamis, 18 Februari lalu.
Pandemi Covid-19 yang memukul perekonomian nasional membuat Lutfi khawatir. Ia menyoroti surplus perdagangan yang terjadi karena impor merosot lebih tajam ketimbang penurunan ekspor. Dibanding pada 2019, nilai impor tahun lalu anjlok 17,35 persen. Masalahnya, tiga perempat barang impor adalah bahan baku dan penolong. Melorotnya kualitas impor, menurut Lutfi, memicu turunnya produksi dan industri yang berkorelasi dengan anjloknya konsumsi masyarakat. "Meski surplus, kita ibaratnya sedang terengah-engah dalam lari maraton," ucapnya.
Lutfi mendapat tiga tugas utama dari Jokowi, yaitu menjaga stabilitas harga; membantu Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menembus pasar ekspor; serta memperluas pasar ekspor ke sejumlah negara nontradisional dengan memanfaatkan kerja sama ekonomi internasional yang telah diteken Indonesia. Lutfi pun mesti membereskan persoalan impor yang dia warisi dari pendahulunya. Ia juga harus bernegosiasi dengan negara-negara Barat, khususnya Uni Eropa, mengenai minyak kelapa sawit (CPO) dan batu bara yang menyumbang nilai ekspor tertinggi di Indonesia.
Kepada Tempo, Lutfi menjelaskan dampak pandemi terhadap sektor perdagangan, kebijakan relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk mobil, hingga posisi Indonesia dalam hubungan dagang dengan Cina dan Amerika Serikat. Lutfi didampingi Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, yang membantunya menjajaki kerja sama perdagangan dan investasi baru dengan sejumlah negara.
Bagaimana dampak pandemi terhadap sektor perdagangan sepanjang tahun lalu?
Kalau kita lihat hasil perdagangan 2020, kita mendapatkan hasil sebenarnya tidak terlalu buruk. Kita mendapatkan surplus yang mengakibatkan penguatan rupiah pada awal 2021. Ketika terakhir mendapatkan surplus yang besar pada 2012, kita seperti berlari di tempat yang landai bahkan turunan dengan angin sepoi-sepoi. Kali ini, meskipun neraca perdagangan positif, ternyata kita ibarat terengah-engah dalam lari maraton. Bahkan mungkin kita ini seperti terkilir.
Mengapa?
Total ekspor non-minyak bumi dan gas kita turun hanya US$ 900 juta atau sekitar 0,6 persen. Dengan mempertimbangkan pembatasan sosial berskala besar, situasi value chain dunia yang berubah, masalah pengapalan, dan kontainer yang tidak ada, ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Tapi saat melihat impornya, ini sangat serius karena lebih tajam daripada koreksi terhadap ekspornya. Impor nonmigas tahun lalu turun 17,35 persen menjadi US$ 127,3 miliar. Adapun impor migas turun 30 persen menjadi US$ 14,3 miliar. Ini menyebabkan surplus US$ 21,7 miliar. Impor migas menjadi momok karena Indonesia menghasilkan 750 ribu barel minyak per hari, tapi mengimpor hampir 1,5 juta barel. Ini menyebabkan defisit perdagangan dan mesti kami selesaikan meskipun tidak bisa terlalu cepat.
Apa yang patut dikhawatirkan dari merosotnya nilai impor?
Dari strukturnya, 72,9 persen atau tiga perempat impor kita adalah bahan baku dan bahan penolong. Adapun barang…

Keywords: Kementerian PerdaganganWorld Trade Organization | WTO | Organisasi Perdagangan DuniaMuhammad Lutfi
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…