Akuntabilitas Perang Terhadap Teror
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-04-03 / Halaman : / Rubrik : OPI / Penulis :
DUA teror terjadi dalam sepekan terakhir, satu pertanyaan muncul: mengapa kita kebobolan?
Sepasang suami-istri meledakkan diri di depan Gereja Hati Yesus Yang Mahakudus di Makassar pada Ahad, 28 Maret lalu. Setidaknya 20 orang terluka akibat bom bunuh diri tersebut. Tiga hari kemudian, perempuan 25 tahun menembakkan peluru dari senjata ringan jenis airsoft gun di Markas Besar Kepolisian RI, Kebayoran, Jakarta Selatan. Tak melukai satu orang pun, perempuan itu tewas dihajar timah panas polisi.
Kedua aksi teror itu merupakan kejadian pertama setelah bom menghantam Jawa Timur pada Mei 2018. Ketika itu, bom meledak di tiga gereja, kantor polisi, dan rumah susun di Surabaya dan Sidoarjo dalam rentang waktu berdekatan. Setidaknya 18 orang tewas dalam rangkaian teror tersebut.
Setelah itu senyap. Kita seakan-akan lupa pada teror.
Polisi mengaku tidak tidur. Pada 2020, polisi menangkap…
Keywords: Penangkapan Teroris, Terorisme, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Transparansi Bujet Informan
2007-11-18Menjadikan teroris sebagai informan harus disertai aturan jelas. perlu pengawasan anggaran yang ketat.
Kisruh Tabung Gas Pertamina
2007-11-18Pemerintah akhirnya menyetujui impor tabung gas. program konversi energi tak bisa ditunda.
Singkirkan Makelar Sumur Minyak
2007-11-25Harga minyak meroket, investor pun datang berebut. bagi yang mangkir, penalti harus dijatuhkan.