Sepeda Lokal, Tak Cuma Pamer Visual

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-07-17 / Halaman : / Rubrik : LAPSUS / Penulis :


PENGUNJUNG mengalir di toko sepeda Wdnsdy di lantai dasar Surabaya Town Square, Jumat sore, 25 Juni lalu. Sebagian dari mereka melirik beragam model sepeda merek Wdnsdy yang terpajang di sana. Tapi ada juga yang menengok rentetan jersey, seperti Hendi. Ia kemudian membeli satu di antara kaus itu. “Sebenarnya saya sangat ingin membeli sepedanya, tapi belum punya uang,” katanya, lalu tersenyum.
Harga frame set sepeda Wdnsdy dibanderol Rp 20-50 juta. Walau namanya terasa Barat—disarikan dari kata Wednesday alias Rabu—Wdnsdy adalah merek lokal yang dilahirkan oleh dua sahabat: Azrul Ananda dan John Boemihardjo. Di tengah banjir sepeda impor, peruntungan Wdnsdy terbilang moncer. “Saya tidak mau menyebut total unit yang sudah terjual. Tapi sekarang mesti indent dua-tiga bulan untuk mendapatkan sepeda Wdnsdy,” ujar Azrul via wawancara tertulis, akhir Juni lalu. Azrul, 44 tahun, adalah pengusaha dan Presiden Persatuan Sepak Bola Surabaya (Persebaya).
Azrul dan John mulai merancang Wdndsy pada akhir 2016. Dinamai Wdnsdy karena Rabu adalah hari sakral bagi keduanya. Azrul mengatakan ia pernah membaca sebuah artikel yang menyarankan perlunya latihan fisik sekeras mungkin saban Rabu. Alasannya, hal itu dapat menjaga kondisi tubuh tetap prima pada pertengahan pekan. Gara-gara itu keduanya tak bersepeda saat akhir pekan saja, tapi juga pada hari Rabu.
Baik John maupun Azrul memang gandrung bersepeda. Saking seriusnya menekuni olahraga ini, mereka rajin berkelana ke luar negeri demi mencicipi ajang bersepeda kelas dunia. Rute Tour de France sudah mereka rasakan. Begitu pun Giro d’Italia dan Vuelta a España. Jalur kondang pesepeda yang penuh bebatuan di Belgia juga telah mereka taklukkan.

Galeri sepeda Wdnsdy di Surabaya Town Square, Jawa Timur, 1 Juli 2021. TEMPO/Kukuh S. Wibowo
Tak hanya aktif gowes, Azrul dan John juga mengoleksi sepeda. Kini ada lebih dari 60 sepeda yang dimiliki Azrul, bahkan mendekati 100 buah jika unit yang sudah ia jual juga dihitung. Bos Rapha (perusahaan baju olahraga di London), Simon Mottram, sampai menduga bahwa Azrul bisa jadi adalah orang yang paling banyak menjajal sepeda kelas dunia. Pengalaman inilah yang kemudian dibawa Azrul ke Wdnsdy. “Saya jadi tahu mana sepeda yang enak dipakai, mana yang harganya mahal tapi rasanya biasa saja,” kata Azrul.
Setelah berkonsultasi sana-sini, ditambah sejumlah referensi, lahirlah Wdnsdy AJ1, yang disebut Azrul dibuat dengan material sama persis dengan bahan merek-merek sepeda mahal. Wdnsdy berbekal spesifikasi itu berkat jejaring luas John dan Azrul di industri sepeda dunia. Biar lebih sahih sebagai merek top, Wdndsy AJ1 diangkut ke Amerika Serikat sebagai sponsor tim balap profesional di sana. Sepeda ini pun telah mendapat sertifikasi Persatuan Balap Sepeda Internasional (UCI).
Dari situ, secara alamiah, sepeda Wdnsdy mulai mencuri perhatian pegowes di dalam negeri. “Jadi perkembangannya sangat organik. Nyaris tanpa promosi,” ucap Azrul. Laju sepeda Wdnsdy pun perlahan naik. Hingga akhirnya Wdnsdy melesat, Azrul dan John tak bisa lagi menjadikannya sebagai proyek iseng belaka. “Kami mulai mengembangkan model lain dan menjadikan PT Sepeda Wdnsdy Indonesia sebagai…

Keywords: Sepeda balapSepedaSepeda WdnsdySepeda Kreuz
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…