Kami Bergerilya Setiap Hari
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-07-24 / Halaman : / Rubrik : WAW / Penulis :
LIA Gardenia Partakusuma mesti bersiaga nyaris 24 jam setiap hari. Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) ini harus meladeni panggilan telepon dari pengurus rumah sakit di berbagai daerah yang memerlukan bantuannya di tengah lonjakan jumlah kasus positif Covid-19. "Ada yang memberitahukan oksigennya habis, obatnya habis, ada yang dimarahi dan diancam dituntut pasiennya. Rasanya seperti mempunyai 3.000 rumah sakit," ujar Lia, 60 tahun, dalam wawancara khusus melalui konferensi video dengan Tempo.
Sejak Juni lalu, angka keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di rumah-rumah sakit rujukan Covid-19 tinggi karena jumlah kasus positif Covid-19 meroket. Angka BOR nasional rata-rata di atas 73 persen, jauh melebihi ambang batas 60 persen yang disebutkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Akibatnya, rumah sakit terancam kolaps. Kondisinya makin parah akibat kelangkaan pasokan oksigen medis dan obat untuk terapi pasien Covid-19.
Dari 3.083 rumah sakit di seluruh Indonesia, pemerintah telah menunjuk 990 di antaranya sebagai rumah sakit rujukan Covid-19. Namun, kata Lia, hampir 2.000 rumah sakit telah melapor kepada Persi bahwa mereka pernah menerima pasien Covid-19. Munculnya virus corona varian delta, yang menular dengan cepat, membuat rumah sakit kewalahan. "Mau berapa lagi rumah sakit ditambah enggak akan selesai kalau penyebarannya tidak disetop," ujar Lia.
Kepada wartawan Tempo, Sapto Yunus, Mahardika Satria Hadi, dan Hussein Abri Dongoran, Lia menceritakan perlunya penambahan tenaga kesehatan untuk rumah-rumah sakit rujukan Covid-19 di Pulau Jawa, pemenuhan pasokan oksigen medis dan obat, serta peningkatan tes dan pelacakan. Mantan direktur beberapa rumah sakit pemerintah ini juga menanggapi sengkarut keterlambatan pembayaran klaim penanganan Covid-19 serta tuduhan adanya rumah sakit yang sengaja “meng-covid-kan” pasien. Wawancara berlangsung dalam dua kesempatan, Rabu dan Kamis, 21 dan 22 Juli lalu.
Rumah-rumah sakit rujukan Covid-19 kewalahan menangani pasien yang terus membeludak. Bagaimana perkembangannya?
Sebetulnya jumlah rumah sakit di Indonesia cukup banyak. Sudah ada 990 rumah sakit yang ditunjuk sebagai rujukan Covid. Sebanyak 334 di antaranya rumah sakit swasta, sisanya rumah sakit pemerintah dan TNI-Polri. Tapi sudah hampir 2.000 rumah sakit yang sekarang melaporkan pernah menerima pasien Covid. Artinya, rumah sakit yang resmi ditunjuk tidak cukup.
Sejauh mana dampak peningkatan jumlah kasus Covid-19 terhadap angka keterisian tempat tidur di rumah-rumah sakit rujukan?
Pada 20 Juli lalu, BOR (bed occupancy rate) sempat turun di angka 73,58 persen, dibanding sehari sebelumnya 74,87 persen. Dalam sehari itu ada penambahan tempat tidur dari 124.063 menjadi 124.747. Tapi, walaupun tempat tidurnya nambah, banyak orang bertanya kenapa mereka tetap kesulitan mendapatkan rumah sakit.
Apakah penambahan tempat tidur belum cukup mengatasi lonjakan jumlah pasien?
Penyebab utamanya adalah tempat tidur Covid yang tidak seimbang dengan pertambahan pasien. Jumlah tempat tidur bertambah, tapi lebih banyak jumlah pasien yang masuk. Kalau kita lihat angkanya menukik banget. Meskipun angka BOR tadi turun 1 persen, keterisian ruang isolasi, ICU (ruang perawatan intensif), tetap di kisaran 75 persen. Tempat tidur ICU begitu ditambah langsung penuh. Rumah sakit akan kesulitan kalau penambahan tempat tidur tidak disertai penambahan sumber daya manusia dan pasiennya nambah terus. Rasanya tidak…
Keywords: Rumah Sakit, Covid-19, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…