Kesulitan Tersebab Petisi 50

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-08-14 / Halaman : / Rubrik : LAPSUS / Penulis :


SEDAN Mercy hitam memasuki pekarangan rumah di Jalan Madura (kini Jalan Prof Moh. Yamin) Nomor 8, Menteng, Jakarta Pusat, pada suatu sore di awal 1983. Mengetahui yang datang adalah sahabatnya, begawan ekonomi dan menteri di masa Orde Lama dan Orde Baru, Sumitro Djojohadikusumo, Hoegeng Iman Santoso langsung menghampiri. Tanpa basa-basi, ia menanyakan rencana pernikahan putra pertama Sumitro, Prabowo Subianto, dengan putri Presiden Soeharto, Siti Hediati Harjadi.
Sumitro tak langsung menjawab. Dengan wajah tampak gundah, ia mengajak Hoegeng berbicara empat mata. Sumitro mengaku seharian itu berada di kediaman calon besannya membahas rencana pernikahan anak mereka. Sumitro mengatakan Soeharto tak menginginkan Hoegeng hadir dalam acara itu. Sumitro juga meminta maaf karena batal menjadikan Hoegeng sebagai saksi pihak keluarganya. Hoegeng menyatakan memaklumi hal tersebut. Keduanya lalu menangis berbarengan.
Jurnalis senior yang menjadi politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Panda Nababan, menceritakan kejadian itu pada Senin, 9 Agustus lalu. Panda mengaku mendengarnya dari Meriyati Roeslani, istri Hoegeng, beberapa tahun lalu. Peristiwa itu adalah satu dari sejumlah masalah yang dihadapi Hoegeng setelah mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia tersebut masuk daftar 50 orang yang menandatangani surat “Ungkapan Keprihatinan” pada 5 Mei 1980 alias kelompok Petisi 50.
Sudah bukan rahasia bahwa Hoegeng tidak disukai Soeharto. Saat berumur 49 tahun, jauh dari usia pensiun, Hoegeng diberhentikan dari jabatan Kepala Kepolisian RI, tak lama setelah ia berhasil membongkar skandal penyelundupan mobil mewah. Hoegeng menolak dijadikan Duta Besar RI untuk Belgia karena menurut dia itu pos yang seharusnya diisi diplomat. Ia mengisi masa purnatugas dengan menekuni hobi lamanya: melukis dan memainkan musik Hawaii.

Hoegeng Iman Santoso saat berobat di Belanda. Dok. TEMPO/Asbari N Krisna
Hoegeng tergabung dalam Hawaiian Seniors, grup musik Hawaii yang dirintis oleh perwira Angkatan Udara Republik Indonesia, Soejoso Karsono, pada 1968. Soejoso juga pendiri perusahaan rekaman Irama dan stasiun radio swasta Elshinta. Di grup itu, Hoegeng menjadi vokalis dan pemain ukulele. Awalnya, kelompok musik itu tampil secara live di Elshinta. Pada 1980, Hawaiian Seniors rutin muncul di stasiun televisi pemerintah, TVRI.
Hoegeng juga mengampu sebuah acara radio di Elshinta bertajuk Little Thing…

Keywords: Kepala Kepolisian RI | KapolriPetisi 50Hoegeng Iman SantosoHoegengKapolri
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…