Bubar Jalan Menjelang Kongres Penentuan

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-10-02 / Halaman : / Rubrik : LAPSUS / Penulis :


PAPAN kayu kecil menempel pada dinding bagian depan rumah bergaya arsitektur kolonial Belanda. “ANGKATAN MUDA PATHOOK ’43”, begitu bunyi tulisan di papan itu. Kalimat berikutnya tak terbaca lagi karena warnanya telah memudar.
Rumah jembar di Kampung Pathuk, Kelurahan Ngampilan, Kota Yogyakarta—sekitar 1,3 kilometer di sisi barat kawasan Malioboro—itu memang tampak telah lama tak terurus. Pagarnya berkarat. Cat di dinding, juga di kayu jendela, nyaris habis terkelupas dimakan waktu. Rumput liar memenuhi halaman, mengelilingi tanaman liar lain yang sebagian setinggi orang dewasa.
Delapan dekade silam, pada sekitar 1946, rumah itu menjadi tempat para pemuda terpelajar biasa berkumpul. Mereka dikenal dengan sebutan Pemuda Pathuk. Gerakan bawah tanah kelompok berideologi sosialis ini kerap mendiskusikan berbagai hal, dari kemerdekaan, nasionalisme, internasionalisme, hingga Marxisme. Saat itu musuh mereka adalah fasisme Jepang. 
Sebelum menjadi Ketua Umum Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani), Umi Sardjono adalah salah satu aktivis kiri yang kerap berkumpul di rumah itu. "Umi Sardjono ikut berdiskusi tentang Marxisme di sini," kata Ita Fatia Nadia, Ketua Ruang Arsip dan Sejarah Perempuan, Kamis, 30 September lalu.
Pentolan gerakan Pathuk ini antara lain Sunjoyo, KRT Yosodiningrat, Umar Joy, Dayino, Muhammad Tohib, juga Sjam Kamaruzaman, yang kelak menjadi tokoh kunci Partai Komunis Indonesia. Rumah Pathuk pula yang menjadi jujugan Ketua Umum PKI Dipa Nusantara Aidit. Penyair terkemuka Chairil Anwar dan maestro seni lukis S. Sudjojono juga sering mampir ke rumah itu. 

Penulis buku berjudul Suara Perempuan Korban Tragedi '65, Ita Fatia Nadia di rumahnya di kampung Ngadiwinatan, Kota Yogyakarta, 30 September 2021. TEMPO/Shinta Maharani
Ita adalah putri Dayino, salah satu pendiri Pemuda Pathuk. Suatu hari, pada 1995, dia sempat bertemu dengan Umi Sardjono. Kepada Ita, Umi bercerita tentang pengalamannya mendalami ideologi dari satu kursus politik ke kursus politik lain, termasuk dalam “Marx House” Pemuda Pathuk. "Aku ini dulu ikut kursus Marx House di tempat bapakmu, lho," tutur Ita, menirukan Umi.
Umi juga mengikuti kursus politik Sukarno yang diselenggarakan di sayap selatan Gedung Agung,…

Keywords: Partai Komunis Indonesia | PKIGerwaniG30SUmi Sardjono
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…