Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto: Golkar Survive Saja Sudah Bagus
Edisi: 45/46 / Tanggal : 2018-01-07 / Halaman : 92 / Rubrik : WAW / Penulis : Wayan Agus Purnomo, Hussein Abri Yusuf, Reza Maulana
DARI keretakan Partai Golkar, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyembul. Citra partai peraih suara terbanyak kedua pada Pemilihan Umum 2014 ini remuk redam akibat ketuanya, Setya Novanto, yang juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, meringkuk di tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi karena kasus kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).
Sepuluh hari menjelang penghabisan 2017, musyawarah nasional luar biasa dengan tema "Menuju Golkar Bersih, Golkar Bangkit" menunjuk Airlangga sebagai ketua umum periode 2017-2019. "Tema itu antitesis dari kondisi saat ini," ujar Airlangga kepada wartawan Tempo Wayan Agus Purnomo, Hussein Abri Yusuf, Reza Maulana, dan Adam Prireza, yang mewawancarainya pada Ahad malam pekan lalu.
Tidak ada libur akhir tahun bagi Airlangga, 55 tahun. Jadwal kegiatannya seperti tanpa jeda. Saat menerima tim Tempo di rumahnya di Jalan Tirtayasa, Jakarta Selatan, misalnya, dia baru mendarat dari Bali untuk mendampingi Presiden Joko Widodo menengok pariwisata yang anjlok akibat letusan Gunung Agung. Seusai wawancara, dia berdiskusi dengan Sekretaris Fraksi Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita hingga larut malam. Sesekali, satu dari selusin anjingnya nimbrung. Dua puluh empat jam sebelumnya, di ruangan yang sama, dia menerima kunjungan istri Setya Novanto, Deisti Astriani Tagor.
Notes yang selalu ditenteng Airlangga penuh coretan. Satu jadwal paling mepet adalah pendaftaran calon kepala daerah untuk pemilihan kepala daerah serentak pada 8 Januari 2018. Catatannya juga memuat sejumlah nama dari pelbagai kubu di Golkar agar tertampung dalam kepengurusan baru. Dalam waktu dekat, Airlangga juga harus menentukan jagoan Golkar untuk duduk di kursi pimpinan DPR. "Untung sekarang era digital, sehingga rapat bisa secara virtual," kata putra kedua Menteri Perindustrian 1983-1993, Hartarto Sastrosoenarto, itu.
Mengapa Anda mengusung tema "Menuju Golkar Bersih, Golkar Bangkit"?
Tagline itu muncul sejak awal. Saya memang mendorong untuk Golkar bersih dan bangkit. Itu sebenarnya antitesis dari kondisi saat ini. Opini publik sekitar sepuluh tahun terakhir menyatakan partai politik Indonesia sangat terimbas soal korupsi. Salah satu penyebabnya adalah pembiayaan politik yang tidak pernah transparan dan tidak pernah menggunakan anggaran yang jelas. Pemilihan bebas yang kita anut itu cenderung liberal. Election is a big marketing game. Itu biayanya tidak sedikit.
Seberapa kotor sebenarnya Partai Golkar?
Ini bukan pilihan kotor atau tidak. Ini proses menuju bersih. Bersih atau tidak tergantung keseluruhan proses. Lebih kepada transparansi. Misalnya transparansi dalam pemilihan kepala daerah dan pencalonan anggota legislatif.
Sejumlah pengurus mempersoalkan tema tersebut....
Steering committee mengadopsi usul itu. Saya rasa, kalau panitia pengarah musyawarah nasional mengadopsinya, itu sudah menjadi keinginan bersama.
"Golkar…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…