Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin: Agama Tak Boleh Ditarik Ke Kutub Ekstrem.

Edisi: 01/47 / Tanggal : 2018-03-04 / Halaman : 92 / Rubrik : WAW / Penulis : Arkhelaus Wisnu, Angelina Anjar, Reza Maulana


SERANGKAIAN penyerangan terhadap pemuka agama pecah di sejumlah daerah. Dalam tiga pekan terakhir, terjadi sedikitnya lima kasus penyerangan. Dari penyerangan yang menewaskan petinggi Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) Kota Bandung, Ustad Prawoto; penyerangan yang melukai Pastor Karl-Edmund Prier, SJ, saat memimpin misa di Gereja Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta; hingga persekusi terhadap Biksu Mulyanto Nurhalim di Tangerang, Banten.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, 55 tahun, menyayangkan maraknya penyerangan terhadap tokoh agama itu. Ia mengatakan Presiden Joko Widodo sudah meminta kepolisian segera mengungkap pelaku aksi teror yang meresahkan publik itu. "Masyarakat pun harus mampu menahan diri agar tidak terprovokasi dan malah main hakim sendiri untuk balas dendam," ujar lulusan Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur, itu.

Lukman mengatakan ada dua penyebab utama orang menjadi intoleran, yakni tak mampu menghadapi ketidakadilan dengan cara wajar dan memilih main hakim sendiri serta memahami agama secara sempit. Sebagai upaya pencegahan agar aksi intoleransi tak terjadi lagi, Lukman akan mengembalikan semangat moderasi umat beragama. Masyarakat, kata dia, mesti menyadari paham dan pengamalan agama tak boleh bertentangan dengan dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jumat tiga pekan lalu, Lukman menerima wartawan Tempo Arkhelaus Wisnu, Angelina Anjar, dan Reza Maulana di gedung Kementerian Agama, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat. Dalam wawancara tersebut, Lukman juga menjelaskan rencana pemerintah memungut zakat dari gaji aparatur sipil negara (ASN) muslim. "Kementerian Agama semata-mata memfasilitasi ASN muslim yang ingin menyisihkan penghasilannya untuk berzakat," tuturnya. Melalui sambungan telepon pada Senin pekan lalu, Lukman memberikan penjelasan tambahan mengenai penyerangan terhadap tokoh agama.

Mengapa penyerangan terhadap tokoh agama bisa terjadi?

Saya belum mengetahui secara pasti apakah peristiwa-peristiwa itu berdiri sendiri dan kebetulan berurutan atau merupakan suatu rekayasa dengan tujuan menimbulkan kecurigaan dan teror bagi masyarakat. Saya tidak mau menerka-nerka.

Penyerangan tersebut dapat menyulut konflik di masyarakat. Bagaimana menangkalnya?

Masyarakat harus lebih mengarahkan energinya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap keselamatan dan keamanan para pemuka agama serta rumah-rumah ibadah. Umat beragama harus semakin solid, saling menjaga, dan meningkatkan silaturahmi. Masyarakat pun harus mampu menahan diri agar tidak terprovokasi dan malah main hakim sendiri untuk balas dendam.

Apa instruksi Presiden Joko Widodo soal kasus-kasus ini?

Presiden dengan tegas menginstruksikan kepolisian serius menangani kasus-kasus ini. Saya tahu persis Presiden sangat memberi perhatian terhadap hal-hal seperti ini.

Beberapa tahun terakhir, tindakan intoleransi terhadap kelompok-kelompok minoritas menguat. Apa yang terjadi?

Ada dua penyebab utama orang menjadi intoleran. Pertama, tidak mampu menghadapi ketidakadilan dengan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…