Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko: Saya Siap Jadi Bumper Presiden
Edisi: 02/47 / Tanggal : 2018-03-11 / Halaman : 42 / Rubrik : WAW / Penulis : Arif Zulkifli,, Widiarsi Agustina, Reza Maulana
Jenderal Purnawirawan Moeldoko hanya punya dua tahun untuk benar-benar menikmati pensiunnya. Setelah mengakhiri jabatan sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia pada 8 Juli 2015, dia diminta Presiden Joko Widodo memimpin Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) pada April 2017. Penugasan berikutnya lebih personal. Saat menikahkan putrinya, Kahiyang Ayu, November tahun lalu, Jokowi menunjuk Moeldoko sebagai pemberi sambutan resepsi mewakili keluarga--meski mereka tidak punya pertalian darah.
Dua bulan kemudian, lewat pesan WhatsApp menjelang tengah malam, Jokowi menunjuk Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan pada 17 Januari lalu. Moeldoko mengepalai lembaga yang berisi intelektual, ahli, dan profesional yang membantu tugas presiden-serupa West Wing di sistem kepresidenan Amerika Serikat. Ia menggantikan Teten Masduki, yang berlatar belakang lembaga swadaya masyarakat.
Kehadiran Moeldoko dianggap sebagai penguatan kuda-kuda Jokowi menghadapi pemilihan presiden 2019. Ia melengkapi barisan jenderal, baik dari TNI maupun Kepolisian RI, yang lebih dulu membantu Jokowi, yaitu Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, serta Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan. Ada juga Subagyo H.S., Sidarto Danusubroto, Yusuf Kartanegara, dan Agum Gumelar di Dewan Pertimbangan Presiden. "Tentara memiliki keunggulan, yaitu kesetiaan," kata Moeldoko, 60 tahun. Belakangan, namanya muncul di sejumlah survei sebagai kandidat pendamping Jokowi pada pemilihan presiden 2019.
Aktivitas di Kantor Staf Presiden (KSP) maju satu jam sejak Moeldoko mulai mengepalai lembaga tersebut. Saban pukul 06.30, diiringi raungan voorrijder, ia tiba di kantornya di Bina Graha, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. "Gaya gue begini, ha-ha-haâââ¬Ã¦," ujarnya. Seperti pendahulunya, jenderal asal Kediri ini menempati bekas ruang kerja Presiden Soeharto, yang dilengkapi kamar tidur dan kaca jendela antipeluru.
Rabu petang pekan lalu, Moeldoko menerima wartawan Tempo Arif Zulkifli, Widiarsi Agustina, dan Reza Maulana di bilik kerjanya. Wawancara satu setengah jam itu bertabur gelak tawa. Kening doktor administrasi Universitas Indonesia itu baru berkerut ketika secara off the record membahas bahaya memanfaatkan organisasi kemasyarakatan garis keras untuk kepentingan politik.
Apa pertimbangan Presiden Joko Widodo memilih Anda sebagai Kepala Staf Kepresidenan?
Saya melihat dari sisi ringan, humanis, saja. Mungkin karena dulu Pak Jokowi pernah bersama saya sembilan bulan (mulai Jokowi menjabat pada Oktober 2014 sampai akhir masa jabatan Moeldoko…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…