Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti: I’m Alone

Edisi: 03/47 / Tanggal : 2018-03-18 / Halaman : 92 / Rubrik : WAW / Penulis : Arif Zulkifli,, Reza Maulana, Andi Ibnu


BULAN-BULAN terakhir merupakan masa berat bagi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Kebijakan-kebijakannya dihujani kritik. Januari lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, yang tidak lain adalah atasannya, memintanya menyudahi pengeboman kapal pencuri ikan dan berfokus pada peningkatan produksi perikanan. Yang terbaru, Fadli Zon, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dari partai oposisi, Gerindra, menyebutkan kehidupan nelayan makin susah akibat larangan cantrang.

Sejak dilantik Presiden Joko Widodo pada 2014, Susi menerapkan terapi kejut dengan menenggelamkan kapal pencuri ikan. Dari ribuan yang ditangkap, 363 kapal berakhir di dasar laut. Susi mengatakan lebih dari 7.000 kapal asing
penangkap ikan ngacir dari perairan Indonesia. Adapun cantrang—jaring ribuan meter yang menyentuh dasar perairan—dilarang lewat Peraturan Menteri Nomor 2 Tahun 2015 tentang Larangan Penggunaan Pukat Hela dan Pukat Tarik. Januari lalu, Jokowi memperpanjang izin penggunaannya setelah menerima perwakilan demonstran procantrang di Jakarta.

Susi, 53 tahun, menganggap kritik itu efek dari pengkondisian yang diciptakan pengusaha ikan asing yang kehilangan sumber emasnya. Mereka, kata dia, ingin kementeriannya mengendurkan perang terhadap illegal fishing. Menurut Susi, mereka masuk dari bermacam pintu. ”Sementara saya minim dukungan,” ujar mantan pengusaha perikanan asal Pangandaran, Jawa Barat, ini.

Rabu pekan lalu, Susi menerima wartawan Tempo Arif Zulkifli, Reza Maulana, Andi Ibnu, dan Angelina Anjar di rumah dinasnya di Jalan Widya Chandra V, Jakarta. Sesekali menjawab pertanyaan secara off the record, nenek empat cucu ini berbicara blakblakan soal tekanan yang dia rasakan. Selama wawancara satu jam dalam bahasa campurcampur antara Inggris dan Indonesia, dia menghabiskan
tiga batang rokok dan segelas kopi hitam.

Apa yang terjadi setelah tiga tahun Anda memerangi penangkapan ikan ilegal?

Yang saya rasakan sekarang para pemain lama bergerak mengepung kami, dengan modus operasi berbeda.

Mereka pengusaha asing?

Ya, dari Thailand, Tiongkok, Filipina, Vietnam. Mereka mengeruk untung sebesar-
besarnya dari laut Indonesia. Ibaratnya, mereka memonitor setiap jarum jatuh
di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Mereka masuk dari segala pintu
dan membuat kondisi agar saya sungkan dan segan. Seolah-olah kami cuma bisa
menenggelamkan kapal. Mereka membuat persepsi illegal fishing bukan lagi ancaman. Misalnya, kapal sudah ditenggelamkan, jadi selanjutnya apa? Mana produktivitasnya? Mana industrinya? Mereka berupaya agar masyarakat melupakan fakta stok ikan naik dari 6,5 juta ton pada 2013 jadi 2,5 juta ton pada 2016. Perikanan tangkap naik dari 4 juta ton jadi 7 juta ton. Kenaikan 1-2 juta ton itu sebuah rangkaian industri. Itu murni hasil kapal-kapal dalam negeri.

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan bilang ekspor hasil laut turun.…

Itu tidak benar.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…