Menteri Pemuda Dan Olahraga Imam Nahrawi: Jangan Sampai Hat-trick Disclaimer

Edisi: 07/47 / Tanggal : 2018-04-15 / Halaman : 92 / Rubrik : WAW / Penulis : Reza Maulana, Angelina Anjar Sawitri,


INDONESIA punya tugas mahaberat di Asian Games XVIII di Jakarta dan Palembang, Agustus mendatang. Pemerintah menggelontorkan sekitar Rp 25 triliun untuk penyelenggaraan, pembangunan infrastruktur dan peningkatan prestasi di kejuaraan empat tahunan itu. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi kebagian tugas menggenjot prestasi atlet. Imam diberi target membawa kontingen tuan rumah masuk sepuluh besar perolehan medali dari 45 negara peserta.

Banyak pihak menilai target itu kelewat tinggi. Indonesia terakhir kali masuk sepuluh besar pada Asian Games 1990 di Beijing. Kala itu, tim Merah Putih menempati posisi ketujuh dengan perolehan 3 medali emas, 6 perak, 21 perunggu. Pada perhelatan empat tahun lalu di Incheon, Korea Selatan, Indonesia nangkring di posisi ke-17 dengan 4 emas, 5 perak, dan 11 perunggu. Bahkan di level lebih rendah, SEA Games Kuala Lumpur tahun lalu, kontingen kita babak-belur dan gagal memenuhi target empat besar.

Imam tetap optimistis target di Asian Games kali ini bakal tercapai. Alasannya, sebagai tuan rumah, Indonesia mendapat privilese mengajukan cabang olahraga non-Olimpiade andalannya. Para atlet pun bakal lebih bersemangat tampil di depan publik sendiri. "Belum lagi ada bonus yang besar," ujar Imam, 44 tahun. Sebelumnya, Imam menjanjikan bonus Rp 1,5 miliar untuk setiap keping emas yang direbut atlet.

Meski beberapa gelanggang belum siap, Imam yakin Asian Games bakal berjalan mulus. Menurut dia, kekurangannya ada di promosi. "Bahkan, saat kami sosialisasi di car-free day di Jakarta, banyak yang belum mengerti perbedaan antara Asian Games dan SEA Games," katanya.

Rabu sore pekan lalu, Imam bertandang ke kantor Tempo di Palmerah, Jakarta. Didampingi Sekretaris Kementerian Gatot Dewa Broto dan tiga deputinya, Imam menjabarkan antara lain cabang olahraga yang berpotensi mendulang medali, masalah sepak bola nasional, naturalisasi, hingga branding atlet. Wawancara ditulis oleh wartawan Tempo Reza Maulana dan Angelina Anjar.

Apa yang membuat Indonesia dapat masuk sepuluh besar Asian Games?

Pertama, dari hasil kejuaraan yang para atlet ikuti. Kedua, dari test event ataupun single event masing-masing cabang olahraga. Ketiga, dari rekam jejak perjalanan mereka sepanjang 2017. Keempat, dari peluang cabang olahraga yang di-endorse tuan rumah. Semua cabang olahraga pun optimistis bisa menyumbang medali.

Tahun lalu Anda bilang target kita delapan besar?

Itu permintaan DPR. Saya sudah mengatakan kepada DPR bahwa saya baru akan mengumumkannya secara resmi pada Juni mendatang, saat masing-masing nomor sudah mendapat nama-nama atlet yang akan bertanding. Siapa tahu memang bisa berubah menjadi delapan besar, ha-ha-ha.... Banyak yang menilai impian sepuluh besar kelewat muluk. Saya kira pesimisme muncul karena membandingkan dengan hasil…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…