Ketua Tim Pemenangan Pemilihan Presiden 2019 Partai Gerindra, Sandiaga Salahuddin Uno: Prabowo Tak Punya Ambisi Lagi
Edisi: 11/47 / Tanggal : 2018-05-13 / Halaman : 108 / Rubrik : WAW / Penulis : Reza Maulana, Angelina Anjar Sawitri, Chitra Paramaesti
SANDIAGA Salahuddin Uno punya tugas baru per Februari lalu, yakni menjadi Ketua Tim Pemenangan Pemilihan Presiden 2019 Partai Gerindra. Sandiaga, 48 tahun, ditunjuk langsung oleh Prabowo Subianto, ketua umum partai tersebut.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu awalnya menolak dengan alasan waktunya habis untuk mengurus Ibu Kota. Namun ia luluh saat Prabowo hanya memintanya menyusun strategi pemenangan dan berkampanye di hari libur. "Kalau mulai mengganggu pekerjaan, saya akan mundur," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.
Sandi-demikian ia akrab disapa-mengawali tugasnya dengan membujuk sang Ketua Umum. "Pak Prabowo bilang, 'Sudahlah, gue udah tua'," kata Sandi, tertawa. Sandi mengatakan hasil penelitian yang dilakukan partainya menyatakan cuma Prabowo yang dapat menyaingi Presiden Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019. Prabowo pun menyatakan siap maju lagi sebagai calon presiden-pertarungan ulang pemilihan presiden 2014-dalam Rapat Koordinasi Nasional Partai Gerindra di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 11 April lalu.
Setelah deklarasi itu, Sandi menemui sejumlah tokoh yang berpotensi menjadi pasangan Prabowo, dari Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan; Gubernur Jawa Barat yang juga politikus Partai Keadilan Sejahtera, Ahmad Heryawan; hingga mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo. Sandi juga menemui Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy, yang mengusung Joko Widodo pada pemilihan presiden 2019. "Saya bilang, janganlah kita menutup opsi yang ada," ujarnya.
Kamis dua pekan lalu, Sandiaga menerima wartawan Tempo Reza Maulana, Angelina Anjar, Chitra Paramaesti, dan Budiarti Utami Putri untuk wawancara khusus di Jakarta. Petang itu, ia baru menghabiskan nasi kebuli dan nasi goreng kambing setelah buka puasa sunah. Sebelum memulai wawancara, ia melepas lencana Korps Pegawai Republik Indonesia dan tanda namanya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta yang seharian itu menempel di kemejanya. "Karena kita ngomongin pilpres," ucapnya.
Apa yang membuat Prabowo Subianto memutuskan maju sebagai calon presiden?
Beliau tidak memutuskan maju, tapi menerima mandat. Sebetulnya Pak Prabowo tidak punya ambisi lagi. Beliau mengatakan, "Udahlah, gue udah tua, yang muda-muda aja." Tapi kemudian saya menunjukkan data dari focus group discussion (FGD) yang rutin kami buat bahwa nama yang keluar hanya dua, Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Jadi kita harus menghormati aspirasi masyarakat yang menginginkan Pak Prabowo menawarkan suatu pemikiran agar pembangunan ke depan lebih baik.
Mengapa dia keberatan?
Menurut beliau, dalam lima tahun terakhir, kinerja Gerindra bagus. Pak Prabowo bilang akan ada tokoh-tokoh lain yang mampu. Beliau pun selalu mengatakan Gerindra adalah oposisi rasa partai pemerintah. Pak Prabowo tidak pernah menginstruksikan untuk jegal ini atau jegal itu. Kami mendukung kegiatan pemerintah, seperti tax amnesty. Jadi Pak Prabowo itu kesatria. Kalah, ya, kalah. Sakit memang. Tapi dia menerima.
Siapa tokoh muda yang dimaksudkan Prabowo?
Tidak menyebut nama. Tapi beliau selalu bilang, "It's your time. Tahun ini, saya 67 tahun. Sudah di pengujung." Saya jawab saja bahwa Donald Trump (Presiden Amerika Serikat) sudah 71 tahun. Bahkan Mahathir Mohamad (mantan Perdana Menteri Malaysia) yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…