Menteri Pemuda Dan Olahraga Imam Nahrawi: Target Sesungguhnya 34 Medali Emas
Edisi: 28/47 / Tanggal : 2018-09-09 / Halaman : 86 / Rubrik : WAW / Penulis : Jobpie Sugiharto, Reza Maulana, Anggelina Anjar
TAK pernah satu hari pun Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, 45 tahun, absen menonton pertandingan Asian Games 2018. Sejak pesta olahraga bangsa-bangsa se-Asia itu dibuka pada 18 Agustus lalu, pria kelahiran Bangkalan, Madura, tersebut berkeliling dari satu arena ke arena lain untuk memberikan suntikan moral kepada para atlet.
Imam setia menemani para atlet sejak masa pemusatan latihan nasional. ââ∠âJangan sampai atlet merasa dibiarkan berlatih sendirian,âââ¬Ã kata Imam, Kamis malam pekan lalu. Menurut dia, hal itu menjadi salah satu kunci Indonesia dalam memenuhi target perolehan medali di Asian Games. Hingga Sabtu siang pekan lalu, Indonesia bertengger di posisi keempat dengan 31 medali emas. Padahal target yang dipatok hanya masuk sepuluh besar dengan 16 medali emas.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini mengaku tak terkejut melihat capaian kontingen Indonesia itu. Dia berpatokan pada rapat kementeriannya dengan organisasi induk cabang olahraga, awal Juli lalu. Rapat itu mensimulasikan hasil di setiap nomor cabang olahraga dengan mempertimbangkan kekuatan lawan setelah ditutupnya pendaftaran atlet peserta Asian Games. Hasilnya, Indonesia bisa meraih 34 medali emas. ââ∠âIni yang tidak pernah saya buka,âââ¬Ã ujarnya.
Imam memastikan bonus buat peraih medali dicairkan secepatnya. Peraih emas kategori tunggal akan mendapat Rp 1,5 miliar, perak Rp 500 juta, dan perunggu Rp 250 juta. Di kategori ganda, peraih emas memperoleh Rp 1 miliar, perak Rp 400 juta, dan perunggu Rp 200 juta. Sedangkan di kategori beregu, peraih emas mendapat Rp 750 juta, perak Rp 300 juta, dan perunggu Rp 150 juta. ââ∠âYang penting bagaimana atlet memahami manajemen keuangan agar produktif, entah buat usaha atau apa,âââ¬Ã katanya.
Selama Asian Games, 24 jam sehari seperti tak cukup bagi Imam. Kamis pekan lalu, setelah menonton pertandingan rugbi di Gelora Bung Karno dan memberi pengarahan untuk Kirab Pemuda di Cibubur, yang berakhir menjelang tengah malam, Imam menerima wartawan Tempo Jobpie Sugiharto, Reza Maulana, Angelina Anjar, dan Egi Adyatama untuk wawancara khusus di rumah dinasnya di kompleks menteri Widya Chandra, Jakarta. Dalam sesi foto pada Jumat dinihari, sekitar pukul 03.00, Imam memilih berpose dengan topi yang ia beli dari pedagang di emperan masjid kantornya.
Anda pernah membayangkan Indonesia meraih empat besar Asian Games?
Ha-ha-haâââ¬Ã¦ pernah, sih.
Termasuk meraih 31 medali emas?
Ini yang tidak pernah saya buka. Setelah entry by name (pendaftaran nama atlet) ditutup, saya memanggil semua organisasi cabang olahraga untuk menentukan target. Dengan sudah dilakukannya entry by name, kita bisa tahu lawan kita dari negara mana saja hingga nomor pertandingannya. Saat itu, saya berjanji membukanya. Tapi,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…