WAKIL PRESIDEN MUHAMMAD JUSUF KALLA: Kita Hanya Waspada Sehabis Kejadian.

Edisi: 34/47 / Tanggal : 2018-10-21 / Halaman : 92 / Rubrik : WAW / Penulis : Anton Septian, Reza Maulana, Stefanus Pramono


ADA bencana, ada Muhammad Jusuf Kalla. Dalam peristiwa tsunami Aceh pada 2004, gempa Yogyakarta 2006, gempa Sumatera Barat 2009, dan lainnya, Kalla selalu ikut menangani, baik sebagai wakil presiden maupun Ketua Palang Merah Indonesia.

Saat gempa dan tsunami menghantam Palu, Donggala, serta Sigi di Sulawesi Tengah pada 28 September lalu, Kalla sedang berada di New York, Amerika Serikat, untuk menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dua hari setelah Kalla tiba di Tanah Air pada 2 Oktober lalu, Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai pemimpin pelaksana penanganan bencana Sulawesi Tengah.

Sebelum Kalla turun tangan, penanganan bencana yang menewaskan lebih dari 2.000 orang dan membuat 67 ribu lainnya mengungsi itu karut-marut. Sampai-sampai sebagian warga menjarah toko dan truk pengangkut bantuan dengan alasan kelaparan.

Pada H+5 itu, Kalla menginstruksikan berbagai kementerian dan lembaga mempercepat perbaikan listrik dan sarana komunikasi serta penyediaan bahan bakar. Namun ia menolak anggapan sebagai pemicu perbaikan keadaan di Palu, Donggala, dan Sigi. ”Karena memang saat itu listrik sudah menyala,” katanya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin pekan lalu.

Pria asal Bone, Sulawesi Selatan, itu membantah tudingan bahwa pemerintah lambat merespons bencana tersebut. Kalla, 76 tahun, mengatakan semua pihak langsung bergerak pada hari pertama. ”Cuma, tidak ada cara,” ujarnya. Menurut dia, Palu lumpuh dan jalur udara terputus karena Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufri di kota itu rusak. Satu-satunya pintu masuk adalah jalur darat, yang mesti ditempuh selama 20 jam dari Makassar. Kepada wartawan Tempo, Anton Septian, Reza Maulana, Stefanus Pramono, Raymundus Rikang, dan Angelina Anjar, yang mewancarainya secara khusus siang itu, Kalla juga berbicara tentang pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia serta kondisi perekonomian Indonesia.

Penanganan bencana Sulawesi Tengah membaik pada hari kelima. Apakah karena Anda?

Situasi di tiap bencana memang selalu begitu. Panik di hari-hari pertama. Penyebabnya listrik tidak ada, komunikasi tidak ada. Bayangkan, kita terbiasa terang, tiba-tiba gelap. Coba Anda ke luar rumah tanpa handphone, kan, seperti kehilangan. Ini semua orang kehilangan. Paniklah mereka. Setelah beberapa hari, bantuan mulai datang, listrik mulai menyala. Kondisi pun membaik. Jadi bukan karena saya.

Apa yang Anda lakukan setelah ditunjuk Presiden Joko Widodo?

Yang pertama adalah memperjelas tugas masing-masing, baik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gubernur, wali kota, kementerian-kementerian, maupun satuan tugas yang berada di bawah komando resor militer. Kemudian saya menginstruksikan percepatan perbaikan listrik dan pasokan bahan bakar, makanan, air, dan tenda serta pelayanan kesehatan. Inti dari…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…