Direktur Pt Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang: Perubahan Itu Bukan Seperti Aladin.
Edisi: 38/47 / Tanggal : 2018-11-18 / Halaman : 94 / Rubrik : WAW / Penulis : Angelina Anjar Sawitri, Putri Adityowati,
REVOLUSI industri tengah berjalan di PT Bogasari Flour Mills. Dalam setahun terakhir, proses produksi di pabrik pengolahan terigu di Tanjung Priok, Jakarta Utara, itu berjalan otomatis terintegrasi komputer.
Belum sepenuhnya revolusi industri 4.0, memang. Pabrik yang berdiri pada 1971 itu masih menggunakan mesin era industri 3.0, bahkan 2.0. Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Kepala Divisi Bogasari Franciscus Welirang mengatakan, di antara 15 line mesin penggilingan gandum Bogasari, baru 3 line yang tergolong mesin era industri 4.0. âââ¬ÃÂKalau langsung diganti total belum tentu berjalan,âââ¬Ã kata Franciscus dalam wawancara khusus dengan Tempo, Rabu tiga pekan lalu.
Frankyâââ‰â¬Âpanggilan pria 66 tahun ituâââ‰â¬Âmendarah daging di Bogasari. Dia memimpin anak usaha PT Indofood Sukses Makmur itu sejak 23 tahun lalu. Menantu pendiri Indofood, Sudono Salim, ini mengatakan penerapan revolusi industri terbaru tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perusahaan, kata dia, harus cerdas memilih teknologi yang cocok dengan kondisi pabrik.
Dalam wawancara selama dua jam dengan wartawan Tempo Angelina Anjar dan Putri Adityowati, Franky menceritakan pengalamannya menerapkan revolusi industri 4.0 di Bogasari. Menurut dia, mesin tetap tidak bisa menggantikan manusia. âââ¬ÃÂTidak ada pengurangan orang sama sekali,âââ¬Ã ujarnya. Ketua Komite Ketahanan Pangan Kamar Dagang dan Industri Indonesia ini juga membeberkan berbagai masalah pangan yang tak kunjung beres.
Apakah menerapkan revolusi industri 4.0 merupakan suatu keharusan?
Ada yang mengatakan, kalau tidak masuk ke era 4.0, perusahaan bakal ketinggalan dan bangkrut. Buktinya, ada perusahaan yang masih di era 2.0 dan tidak bangkrut. So what? Perusahaan itu harus cerdas memilih teknologi era 4.0 yang sesuai dengan kondisi pabrik karena penerapannya tidak selalu bisa sempurna.
Mengapa?
Istilahnya, teknologi digital itu yang satu bahasa Jawa dan yang lainnya bahasa Sunda. Jadi harus ada harmonisasi. Jangan menganggap teknologi digital itu membuat segala sesuatunya pasti efektif dan efisien. Tidak ada jaminan.
Apa tantangan penerapan revolusi industri 4.0?
Kita harus melihat pertumbuhan industri. Kalau bicara Bogasari, usianya sudah 47 tahun, masih ada mesin yang era 2.0. Mayoritas mesin pabrik di Indonesia masih di antara era 2.0 dan 3.0. Jadi itu butuh proses, bukan seperti Aladin (Dalam dongeng Aladin, sang tokoh Aladin tinggal menggosok lampu ajaib dan jin yang keluar dari dalam lampu itu seketika mengabulkan permintaannya). Sama halnya dengan era 4.0, juga bertahap. Kecuali industri yang baru dibangun, mereka bisa langsung era 3.0 atau bahkan 4.0. Jadi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…