CALON WAKIL PRESIDEN, SANDIAGA SALAHUDDIN UNO: KALAU EKONOMI BAIK, JOKOWI TERPILIH KEMBALI

Edisi: 44/47 / Tanggal : 2018-12-30 / Halaman : 40 / Rubrik : WAW / Penulis : Reza Maulana, ,


SANDIAGA Salahuddin Uno seperti memiliki napas ekstra. Sejak masa kampanye dimulai pada 23 September lalu, dia hampir tak berhenti ber­keliling Indonesia untuk mensosialisasi diri dan visi-misinya. Hingga Ju­mat pekan lalu, pria 49 tahun yang punya hobi lari jarak jauh ini telah ha­dir di 900 titik kampanye.

Kamis pekan lalu, wartawan Tempo Reza Maulana mengikuti kampa­nye calon wakil presiden nomor 02 ini di sembilan titik di Kediri, Tulung­agung, Trenggalek, dan Ponorogo, Jawa Timur. Sandiaga memulai hari dengan ber­lari 2,2 kilometer dari hotel ke Gelanggang Olahraga Lembupeteng, Tulungagung. Sembari puasa Senin-Kamis, dia ikut senam zumba bersama 500-an pendukungnya di lapangan samping GOR.

Calon wakil Prabowo Subianto ini terus berpindah tempat sampai agenda hari itu berakhir pada pukul 22.00 di Ponorogo, 82 kilometer dari Tulungagung. “Kalau
di­rasain capek, ya, capek. Tapi kan ini diniatkan sebagai ibadah,” ujar Sandi—sapaan akrabnya.

Di semua lokasi kampanye, kata-katanya hampir seragam: menyinggung
kenaik­an harga bahan kebutuhan hidup dan kesulitan mendapat penghasilan, lalu menjan­jikan perbaikan ekonomi, seperti penyediaan lapangan kerja, sokongan terhadap usaha kecil, dan pengurangan impor. “Pemilihan presiden 2019 adalah referendum ekonomi kita,” ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2018 ini.

Di atas Toyota Kijang Innova yang membawanya dari Kediri menuju Trenggalek, Sandi menerima wawancara khusus Tempo. Selama satu jam, dia blakblakan soal ke­sulitannya menyokong dana kampanye sendirian, pandangannya terhadap Presi­den Joko Widodo dan calon wakil presiden, Ma’ruf Amin, serta prediksi hasil pemi­lihan presiden 2019.

Apa yang mendorong Anda melakukan maraton kampanye dalam tiga bulan?

Setelah pemilihan Gubernur DKI Ja­karta 2017, tingkat pengenalan saya seca­ra nasional di bawah 50 persen. Itu masih sangat rendah. Kampanye di 900 titik ini untuk meningkatkan angka itu. Masya­rakat tidak akan memilih kalau tidak
me­nyukai. Mereka tidak akan menyukai ka­lau tidak kenal. Jadi harus kenal dulu.

Mengapa kampanye Prabowo tidak se­kencang Anda?

Selama tiga bulan kampanye, Pak Pra­bowo mungkin hadir di seratusan titik. Pertimbangannya, tingkat pengenalan­nya sudah hampir 98 persen. Seluruh
In­donesia tahu Pak Prabowo. Maka saya yang harus lebih banyak bekerja.

Ada pendapat elektabilitas Prabowo mentok di kisaran 30 persen, sehingga Anda yang harus diforsir berkampanye un­tuk meningkatkan suara.

Saya tidak percaya. Elektabilitas sese­­orang tidak ada batas atasnya. Pilihan
ma­syarakat akan ditentukan di hari-H, ber­dasarkan faktor rasio, pikiran, dan hati. Saya yakin pemilihan presiden kali ini adalah pemilihan tentang pasangan. Bu­kan hanya figur nomor 1, tapi figur nomor 1 dan 2. Presiden Joko Widodo didampingi Kiai Ma’ruf Amin, yang sangat berpenga­ruh, dan Pak Prabowo membawa ekono­mi sebagai konsepsi utamanya.

Mengapa Anda melulu mengangkat eko­nomi?

Kalau mau dibuka, permasalahan bangsa ini banyak. Tapi masalah utama yang terus dikemukakan masyarakat ada­lah ekonomi dan penghasilan. Mereka juga mengeluhkan biaya hidup yang ma­kin tinggi, baik biaya listrik maupun ba­han pokok. Ini menimbulkan tantangan bagi kami untuk meningkatkan kesejah­teraan rakyat. Makanya, saya selalu me­ngatakan 2019 adalah referendum ekono­mi kita. Masalah penegakan hukum, ko­mitmen antikorupsi, keberagaman, men­jaga persatuan, saya rasa hampir sama antara kami dan Presiden Jokowi-Kiai Ma’ruf. Yang membedakan adalah masa­lah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…