KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM ARIEF BUDIMAN: HOAKS KENCANG SAMPAI PILPRES SELESAI

Edisi: 46/47 / Tanggal : 2019-01-13 / Halaman : 92 / Rubrik : WAW / Penulis : Reza Maulana, Syafiul Hadi,


AGENDA Ketua Komisi Pemilihan Umum ­Arief Budiman berantakan. Rabu malam pe­kan lalu, dia seharusnya melanjutkan valida­si laporan sumbangan dana kampanye pemi­lihan umum dan pemilihan presiden 2019 di kantornya di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat.

Selepas pukul 09.00 malam itu, perhatian Arief dan enam komisioner lain terpecah. Tersiar desas-desus tentang tujuh peti kemas berisi surat suara pemilihan presiden yang terlubangi pada gambar pasangan nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin. Ada juga yang menyebutkan jumlahnya 70 juta lembar.
Tumpukan kontainer itu disebut-sebut baru turun dari kapal asal Cina yang mendarat di Tanjung Priok, Jakarta Utara; ditemukan oleh seorang anggota Korps Marinir; dan satu peti kemas telah disita KPU.

Berawal dari Twitter pada Rabu siang, 2 Januari lalu, ka­bar itu meluas pada malam harinya. Sejumlah tokoh, ter­masuk Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief dan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indo­nesia Tengku Zulkarnain, ikut menyebutnya dalam cuitan mereka—belakangan dihapus.
Arief Budiman baru sempat membaca rumor tersebut selepas konferensi pers soal dana kampanye pukul 09.00 malam itu. “Melihat perkembangan isu yang sudah sedemikian besar, kami putuskan memeriksanya,” katanya. Selepas tengah malam, di Pelabuhan Tanjung Priok, KPU dan Badan Pengawas Pemilihan Umum menyatakan isu tujuh kontainer berisi surat suara tersebut hoaks. “Semua terkonfirmasi.” Siang harinya, dua lembaga itu melaporkan pembohongan tersebut kepada polisi.

Arief, 44 tahun, telah memprediksi kabar kibul seputar pemilihan umum dan pemilihan presiden akan menghan­tui Indonesia. Hanya, dia tidak pernah menduga skalanya semasif ini. “Kita akan terus diganggu hal-hal seperti ini sampai rangkaian pemilu dan pilpres selesai,” ujarnya.

Di antara agendanya yang nyaris tanpa jeda, Arief me­nerima wartawan Tempo, Reza Maulana dan Syafiul Hadi, untuk wawancara khusus, Jumat petang pekan lalu. Inter­viu berlangsung di sela rapat persiapan penyampaian visi-misi calon presiden dan wakil presiden di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat. Komisioner KPU Jawa Timur 2004-2012 ini juga menjawab berbagai serangan yang ditujukan kepada lembaga yang dia pimpin sejak 2017 itu.

Kapan pertama kali Anda mendapat isu soal tujuh kontainer berisi surat suara itu?

Rabu (2 Januari 2019) sore. Ada di Twit­ter dan WhatsApp. Tapi saya tidak sempat membacanya karena terus rapat dan ma­cam-macam. Saya baru sempat membaca­nya setelah konferensi pers soal laporan sumbangan dana kampanye pukul 21.00 WIB. Kemudian kami berembuk. Melihat perkembangan yang sudah sedemikian be­sar, kami memutuskan berangkat ke Tan­jung Priok.

Butuh waktu lama untuk berembuk?

Tidak. Kami butuh waktu untuk berkoordinasi dengan Bea-Cukai dan kepolisian. Jangan sampai kami ke lokasi tapi tidak ada orang yang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…