Chief Executive Officer Tokopedia William Tanuwijaya: Saya Berhenti saat Pemerataan Terwujud

Edisi: 49/47 / Tanggal : 2019-02-03 / Halaman : 92 / Rubrik : WAW / Penulis : Arif Zulkifli,, Sapto Yunus, Reza Maulana


WILLIAM Tanuwijaya menyusun ide untuk mengikuti demam viral #10YearChallenge. Bersamaan dengan itu, ini tahun kesepuluh Tokopedia beroperasi. Pada 17 Agustus 2009, dia cuma berempat mengoperasikan perusahaan bersama co-founder Leontinus Apha Edison, seorang engineer, dan seorang petugas layanan konsumen. Mereka meluncurkan situs marketplace dari rumah dan tempat kos masing-masing.

William, 38 tahun, ingin membandingkan situasi saat itu dengan sekarang. Tokopedia telah menjelma menjadi portal belanja terbesar Indonesia dengan sekitar 90 juta pengguna bulanan, 5 juta pedagang, dan 2.600 karyawan. Perusahaan teknologi itu menjadi satu dari empat unicorn Indonesia. Unicorn adalah sebutan bagi startup yang memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar. Valuasi Tokopedia saat ini diperkirakan US$ 7 miliar atau sekitar Rp 102,5 triliun-tertinggi di Indonesia. "Sayangnya, waktu awal dulu kami tidak narsis sehingga susah mencari fotonya," katanya, tertawa.

William dan kawan-kawan tidak punya banyak waktu untuk foto-foto. Dia terus mencari modal mengembangkan usahanya. Setiap tahun Tokopedia selalu mendapat kucuran modal baru, antara lain dari perusahaan investasi Jepang, Korea Selatan, India, dan Amerika Serikat. "Saya tetap ingin punya pemodal dari luar agar membuka cakrawala," ujarnya.

Salah satu langkah strategis yang dia ambil adalah menggandeng Agus Martowardojo- Gubernur Bank Indonesia periode 2013-2018, Menteri Keuangan 2010-2013, dan Direktur Utama Bank Mandiri 2005-2010-menjadi komisaris utama, tiga pekan lalu.

Sabtu siang dua pekan lalu, William menerima wartawan Tempo, Arif Zulkifli, Sapto Yunus, Reza Maulana, dan Angelina Anjar, di kantornya di lantai 52 Tokopedia Tower, Setiabudi, Jakarta Selatan. Selama hampir tiga jam dia menceritakan perjalanannya membangun Tokopedia, dari kehidupan masa kecilnya di Pematangsiantar, Sumatera Utara; masa-masa bekerja di warung Internet saat kuliah; hingga ditolak calon investor Amerika Serikat karena tak lancar berbahasa Inggris.

Dari mana ide membangun Tokopedia?

Saya punya ide membangun Tokopedia pada 2007. Saya kepikiran dengan harga barang di Pematangsiantar yang lebih mahal dibanding di Jakarta. Saya juga melihat urbanisasi sebagai sebuah lingkaran setan yang tidak pernah berhenti. Mereka yang ada di daerah, kalau punya bisnis, pasti akan mengembangkannya di kota yang lebih besar. Padahal semua orang sudah terhubung dengan Internet. Saya ingin membuat sebuah marketplace di mana transaksi juga terjadi lewat Internet.

Bukankah saat itu ada Kaskus dan Tokobagus?

Tapi sifatnya seperti iklan baris sehingga ada masalah kepercayaan. Bisa saja pembeli sudah mentransfer lalu penjualnya kabur. Waktu itu bertransaksi di Internet masih diasumsikan penuh penipuan. Saya ingin membangun kepercayaan tanpa keharusan bertemu penjual dan pembeli. Dengan begitu, tidak perlu lagi ada urbanisasi. Orang-orang di daerah juga bisa menikmati harga barang yang sama.

Inspirasinya dari mana?

Saya terinspirasi Google dan Facebook. Mereka bisa membangun industri sebesar itu karena mencari pemodal. Jadi saya membangun platform, lalu mencari pemodal. Tapi sejak 2007 sampai 2009 selalu gagal.

Mengapa mereka menolak?

Ada lima hal yang membuat mereka tidak mau berinvestasi: tidak ada orang Indonesia yang berhasil di bisnis Internet, persaingan dengan pemain global, latar belakang keluarga yang tidak bisa menjamin jika investasi rugi, latar belakang pendidikan, dan pengalaman membangun usaha. Sembari kuliah di Jurusan Teknologi Informasi Universitas Bina Nusantara, saya bekerja sebagai penjaga warung Internet di Kemanggisan, Jakarta Barat. Jadi, saat ditanyai pernah membangun bisnis apa,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…