Rahman Tolleng Dan Imajinasi Subversi

Edisi: 50/47 / Tanggal : 2019-02-10 / Halaman : 94 / Rubrik : OBI / Penulis : Robertus Robet, ,


RAHMAN Tolleng adalah subyek yang berada dalam ambang subversi dan ambiguitas. Kegairahan serta subyektivitas politiknya yang kuat sering kali ditahan dan dibatalkan oleh etika dan kritisisme diri yang muncul seketika. Pada satu masa, beberapa tahun lalu, ia pernah bilang bahwa pemerintah ini inkompeten dan tidak bisa diharapkan. Ketika ditanya: kalau begitu, kita jatuhkan saja, Bos, selagi masih lemah? Rahman menjawab: kalau dijatuhkan, siapa yang akan menggantikan? Presiden ini enggak mampu, tapi dia masih memiliki niat yang lebih baik untuk mengabdi kepada negara dibanding politikus yang ada sekarang.

Seketika kami berhenti melanjutkan percakapan. Begitulah Rahman. Dia memiliki kemampuan menaburkan godaan untuk melakukan subversi, tapi sering kali, pada saat kita mulai bersemangat, ia mendadak bisa mengambil sikap skeptis terhadap pikirannya sendiri. Akhirnya gairah subversi yang sempat bangun jadi melorot.

Setelah berjuang menjatuhkan Sukarno, ikut mendirikan Orde Baru, kemudian berjuang menjatuhkan Orde Baru, Rahman tidak berhenti berpolitik. Ia selalu punya kritik terhadap semua kekuasaan bahkan setelah Orde Baru, termasuk ketika Abdurrahman Wahid, kolega politiknya di Forum Demokrasi, memimpin Republik sebagai presiden. Dia bilang, terhadap kekuasaan, meski yang berkuasa teman kita sendiri, kita tetap harus mengkritik. Dari segi itu, jelas sekali, bahkan hingga akhir hidupnya, Rahman selalu berusaha mengambil jarak terhadap kekuasaan. Ia selalu mengambil pihak, tapi ia tidak pernah larut dalam keberpihakannya. Karena itu, subyektivitasnya selalu muncul, otonomi serta integritas pribadinya selalu terpelihara di dalam lingkungan politik di mana pun ia berada.

Politik, apalagi politik di Indonesia, adalah dunia yang secara moral tak pernah bisa steril. Kita tak pernah bisa menerapkan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…