Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal.heru Winarko: Kalau Bandar, Pasti Kami Sikat
Edisi: 04/48 / Tanggal : 2019-03-24 / Halaman : 92 / Rubrik : WAW / Penulis : Sapto Yunus, Angelina Anjar,
BADAN Narkotika Nasional kembali menÃâÃÂjadi sorotan setelah polisi menangkap Andi Ariefâââ‰â¬Âsaat itu Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokratâââ‰â¬Âdi Hotel Menara PeninÃâÃÂsula, Jakarta Barat, dengan dugaan mengÃâÃÂkonsumsi sabu pada 3 Maret lalu. Penangkapan itu meÃâÃÂmancing reaksi politikus partai yang berkoalisi dengan Partai Demokrat dalam pemilihan presiden 2019. MeÃâÃÂreka ramai-ramai menuding kasus Andi sebagai buntut gagalnya pemerintah Presiden Joko Widodo memberanÃâÃÂtas narkotik.
Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris JendeÃâÃÂral Heru Winarko, 56 tahun, membantah tuduhan itu. Ia mengatakan BNN telah menempuh segala cara unÃâÃÂtuk membersihkan negeri ini dari narkotik. ââ∠âKami meÃâÃÂlibatkan semuanya, dari kepala desa hingga para ulaÃâÃÂma,âââ¬Ã kata Heru dalam wawancara khusus dengan TemÃâÃÂpo di kantornya di Cawang, Jakarta Timur, Jumat, 8 MaÃâÃÂret lalu.
Heru mengatakan upaya BNN tersebut berhasil meneÃâÃÂkan peredaran narkotik. Pada 2014, prevalensi penyalahÃâÃÂgunaan narkotik dan obat-obatan berbahaya mencapai 2,23 persen atau sekitar 4,2 juta orang. Angkanya turun menjadi 1,77 persen atau sekitar 3,3 juta orang pada 2017. Adapun jumlah tersangka kasus narkotik meningkat dari 1.238 orang pada 2016 menjadi 58.365 orang pada 2017. Targetnya, Indonesia bebas dari candu itu. ââ∠âTapi tidak ada negara yang bersih dari narkoba,âââ¬Ã ujarnya.
Kepada wartawan Tempo, Sapto Yunus dan AngeliÃâÃÂna Anjar Sawitri, Heru bercerita tentang kasus narkoÃâÃÂtik yang menjerat Andi Arief. Polisi meminta BNN meniÃâÃÂlai penyalahgunaan narkotik oleh Andi. Hasilnya, Andi mesti menjalani rehabilitasi medis tanpa proses pidana karena tidak ditemukan barang bukti saat penggerebekÃâÃÂan. ââ∠âKalau yang seperti itu dipenjara, penjara bakal peÃâÃÂnuh,âââ¬Ã tutur Heru.
Bagaimana Anda menjawab tudingan politikus bahwa pemerintah gagal memberantas narkotik?
Saya tidak ikut-ikutan masalah politik. Saya bekerja saja supaya Indonesia bisa bebas dari narkoba. Kami jalan terus. Buktinya, ada beberapa negara yang mau bekerja sama dengan kita. Artinya, meÃâÃÂreka mengakui kita. Kami juga memberdayakan semua pihak kareÃâÃÂna selama ini banyak yang tidak care. Padahal, kalau mereka dibiÃâÃÂarkan, akan makin parah.
Separah apa?
Saya pernah mengalaminya di Lampung. Ada satu kampung, baÃâÃÂnyak terjadi peredaran gelap narkoba di sana. Beberapa pengedarÃâÃÂnya ibu-ibu. Saat kami mau menggeledah, ibu-ibu itu malah bikin barikade. Di belakang mereka, ada orang-orang yang menembaki kami. Jadi kami tidak bisa apa-apa.
Seperti dalam perang melawan kartel narkotik di Kolombiaâââ¬Ã¦.
Ha-ha-haâââ¬Ã¦. Di Lampung memang banyak senjata rakitan. Ada kampung yang namanya Sungai Buaya. Di sana ada sebelas warga yang punya kemampuan membuat senjata. Mereka mesti diberdaÃâÃÂyakan. Saya mengajak para kepala daerah bersama-sama memperhatikan masyaraÃâÃÂkat yang terkena narkoba.
Bagaimana mekanisme asesmen BNN terhadap pengguna narkotik yang direhaÃâÃÂbilitasi?
Pertama, dari sisi pidana, dilihat keterÃâÃÂkaitan mereka dengan jaringan. Lalu diliÃâÃÂhat kadar ketergantungannya, apakah haÃâÃÂrus rawat inap, rawat jalan, atau konseling.
Apa hasil penilaian BNN terhadap kasus Andi Arief?
Dia harus menjalani rehabilitasi medis.
Apakah Andi Arief terkait dengan jaringÃâÃÂan tertentu?
Kami tidak ikut…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…