Direktur Utama Pt Freeport Indonesia Tony Wenas: Kami Akan Gas Pol
Edisi: 05/48 / Tanggal : 2019-03-31 / Halaman : 92 / Rubrik : WAW / Penulis : TIM, ,
MENAMBANG tembaga dan emas sejak 1967, Freeport-McMoRan asal Amerika Serikat tidak lagi menjadi pemilik mayoÃâÃÂritas saham PT Freeport Indonesia. PeÃâÃÂmerintah Indonesia, melalui PT IndoneÃâÃÂsia Asahan Aluminium (Inalum), membeli 51,23 persen saÃâÃÂhamnya seharga Rp 55,8 triliun pada 21 Desember 2018.
Pada hari yang sama, jajaran direksi baru Freeport InÃâÃÂdonesia dibentuk. Clayton Allen Wenasâââ‰â¬Âlebih dikenal deÃâÃÂngan nama Tony Wenasâââ‰â¬Âditunjuk sebagai direktur utama. Dia didampingi Orias Petrus Moedak sebagai wakil direkÃâÃÂtur utama serta Jenpino Ngabdi, Achmad Ardianto, Robert Schroeder, dan Mark Johnson sebagai direktur. ââ∠âDari mana pun kami, apakah yang mengusulkan pemegang saham A atau pemegang saham B, kami adalah direksi Freeport InÃâÃÂdonesia,âââ¬Ã kata Tony saat berkunjung ke kantor Tempo di JaÃâÃÂkarta, Kamis, 14 Maret lalu.
Mantan Executive Vice President Freeport Indonesia itu optimistis, dengan susunan direksi baru, kinerja Freeport Indonesia akan lebih baik. Kepemilikan saham mayoritas oleh badan usaha milik negara, dia melanjutkan, memÃâÃÂbuat hubungan perusahaan dan pemerintah makin muÃâÃÂlus. ââ∠âPemerintah melihat Freeport Indonesia sebagai miÃâÃÂlik bangsa,âââ¬Ã ujarnya.
Tony, 56 tahun, mengatakan kinerja Freeport IndoneÃâÃÂsia tahun ini dan tahun depan memang akan menurun deÃâÃÂngan beralihnya produksi dari tambang terbuka ke tamÃâÃÂbang bawah tanah. Namun, pada 2021 dan 2022, produkÃâÃÂsi akan kembali meningkat.
Didampingi Orias dan Jenpino, Tony juga panjang-lebar menjelaskan soal limbah tambang perusahaannya. InvesÃâÃÂtigasi majalah Tempo yang laporannya terbit pada Januari lalu mengungkap kerusakan sungai, ladang sagu, hingga laut Papua akibat tailing Freeport. Nilai kerusakannya, seÃâÃÂperti ditulis Badan Pemeriksa Keuangan, fantastis: mencaÃâÃÂpai Rp 185 triliun.
***
Apa dampak susunan direksi baru pada kinerja Freeport Indonesia?
Menurut saya, bisa lebih baik. Komisaris kami yang baru, Pak Hinsa Siburian, adaÃâÃÂlah mantan Panglima Komando Daerah MiÃâÃÂliter XVII/Cenderawasih (meliputi Provinsi Papua) dan mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat sehingga kami akan lebih terbantu untuk masalah keamanan. Di leÃâÃÂvel direksi, ada Pak Orias dan Pak Jenpino yang notabene dari Inalum. Tentunya akÃâÃÂses ke pemerintah akan lebih bagus. TerleÃâÃÂbih Inalum sudah memiliki 51,23 persen saÃâÃÂham Freeport Indonesia. Jadi pemerintah melihat Freeport Indonesia sebagai milik bangsa.
Komposisi enam direktur dibagi imbang antara penunjukan Inalum dan Freeport-McÃâÃÂMoRan?
Dari mana pun kami, apakah yang mengusulkan pemegang saham A atau pemegang saham B, kami adalah direksi FreeÃâÃÂport Indonesia.
Hal apa yang manajemen baru tawarkan?
Kalau rencana investasi jangka panjang kami tercapai, bisa memberikan manfaat yang besar bagi bangsa dan negara. Ini bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa investasi Inalum tidak sia-sia. Terlepas dari unsur politiknya seperti apa, kami selalu berbicara dengan Inalum dari perspektif bisnis. Jadi ini murni investasi.
Bagaimana Anda menjamin investasi itu menguntungkan?
Tidak ada garansi. There is always a risk. Freeport Indonesia pernah tidak berproÃâÃÂduksi sekian bulan gara-gara karyawan yang mogok. Operasi Freeport IndoneÃâÃÂsia juga kerap…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…