Presiden Republik Indonesia Joko Widodo: Tugas Pemimpin Bukan Memanaskan Suasana

Edisi: 10/48 / Tanggal : 2019-05-05 / Halaman : 92 / Rubrik : WAW / Penulis : Budi Setyarso, Reza Maulana,


WACANA penolakan hitung cepat suara pemilihan presiden 2019 merisaukan Presiden Joko Widodo. Bukan karena sebagian besar lembaga survei menempatkan dia bersama calon wakil presiden Kiai Haji Ma’ruf Amin mengungguli pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno, melainkan karena metode ilmiah itu tergusur post-truth. "Rasionalitas kita hilang," kata Jokowi. Dikenal juga dengan pasca-kebenaran, post-truth adalah kondisi ketika fakta tidak terlalu berpengaruh dalam membentuk opini publik dibanding emosi dan keyakinan personal.

Jokowi, 57 tahun, merasa mendapat angin setelah membaca Koran Tempo edisi Kamis, 25 April 2019. Dia menggunting dan menyimpan editorial harian itu di meja kerjanya. Bertajuk "Propaganda Kecurangan Pemilu", tulisan itu menyatakan seruan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk tidak mempercayai hasil hitung cepat pemilihan presiden 2019 sebagai pembodohan.

Di depan wartawan Tempo Budi Setyarso dan Reza Maulana, yang mewawancarainya di Istana Bogor, Jumat, 26 April lalu, Jokowi melantangkan editorial itu dengan intonasi meninggi di sana-sini. "Kenapa enggak ada yang berani ngomong seperti ini sebelumnya?" ujarnya.

Presiden Jokowi menyesalkan pihak-pihak yang membangun opini dengan mengklaim kemenangan sehingga membingungkan masyarakat atas hasil pemilihan presiden. "Saya sebetulnya enggak boleh ceplas-ceplos saat wawancara," kata Jokowi sembari melirik Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, yang mendampinginya sepanjang wawancara. "Tapi enggak tahan juga, lho."

Wawancara yang dijadwalkan protokoler Istana berlangsung selama seperempat jam itu molor menjadi 45 menit. Jokowi juga menceritakan upayanya menemui Prabowo yang tidak kunjung ditanggapi, rencana kerja 2019-2024, dan rencana perombakan kabinet.

Mengapa editorial Koran Tempo itu menjadi perhatian Anda?

Kami menghargai keberanian menulis seperti ini. Kenapa enggak ada yang berani menulis seperti ini sebelumnya? Coba kita baca, "Segala propaganda untuk mendelegitimasi hasil Pemilihan Umum 2019 harus segera diakhiri. Tudingan tanpa bukti tentang kecurangan yang disampaikan berulang-ulang bisa menggerus kepercayaan publik atas hasil pemilu." Di zaman post-truth seperti sekarang, ini berbahaya.

Berbahaya bagaimana?

Seperti tertulis di sini, "Sikap…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…