Presiden Internasional Dokter Lintas Batas Joanne Liu: Kami Butuh Indonesia Bersuara

Edisi: 14/48 / Tanggal : 2019-06-02 / Halaman : 84 / Rubrik : WAW / Penulis : Abdul Manan, Angelina Anjar,


BERDIRI sejak 22 Desember 1971 di Paris, organisasi nonpemerintah yang bergerak di bidang kesehatan, Médecins Sans Frontières (MSF) atau Dokter Lintas Batas, hampir selalu hadir di zona konflik dan di negara yang terkena penyakit endemis. Tahun lalu, MSF memiliki operasi cukup besar di tiga negara yang sedang berkonflik dan dilanda penyakit endemis: Sudan Selatan, Republik Kongo, dan Yaman.

Presiden Internasional MSF Joanne Liu, 53 tahun, khawatir terhadap situasi Yaman karena perang yang melanda sejak 2015 dan belum ada tanda akan berakhir. Ia menyebutkan sistem perawatan kesehatan di negara berpenduduk 29 juta jiwa itu benar-benar hancur. Sekitar 50 persen fasilitas medisnya lumpuh karena banyak tenaga kesehatannya terluka sehingga tak bisa bekerja atau lantaran bangunannya dibom.

Di Asia, operasi terbesar MSF adalah menangani warga Rohingya yang terusir dari Myanmar dan kini mengungsi di Cox’s Bazar, Bangladesh. MSF beroperasi di Cox’s Bazar sejak 1992 dan kini memiliki lebih dari 3.000 personel yang mengoperasikan 4 rumah sakit dan 13 fasilitas medis. Ia berharap Indonesia dan negara lain di Asia Tenggara tak menutup mata dan berpura-pura tidak terjadi sesuatu di Myanmar. “Faktanya, di dunia ini sangat jarang terjadi kekerasan yang menyebabkan perpindahan penduduk sebesar di Myanmar,” kata Liu dalam wawancara khusus dengan wartawan Tempo, Abdul Manan dan Angelina Anjar, di Jakarta, Kamis, 2 Mei lalu.

Operasi di wilayah konflik menimbulkan bahaya yang mengancam nyawa personel MSF. Pada 3 Oktober 2015, pesawat tempur Amerika Serikat AC-130U mengebom Pusat Trauma Kunduz, Afganistan, yang dioperasikan MSF. Sebanyak 42 tenaga medis dan pasien meninggal. Sepuluh tahun sebelumnya, MSF keluar dari Afganistan karena lima personelnya terbunuh. MSF kembali beroperasi di negeri itu pada 2009.

Di tengah kesibukannya mengunjungi wilayah operasi MSF di seluruh dunia, awal Mei lalu, perempuan asal Kanada itu ke Jakarta dalam kunjungan tiga hari. Setelah bertemu dengan pejabat ASEAN pada hari pertama, Liu menemui Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Abdurrahman Mohammad Fachir. Pada hari ketiga, ia mengunjungi ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management.

Apa misi utama kunjungan Anda ke Indonesia?

Indonesia negara penting. Pertama, kantor pusat ASEAN bertempat di Jakarta. Saya bertemu dengan Sekretaris Jenderal ASEAN. Selain itu, saat ini Indonesia menjadi salah satu anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Bulan ini, Indonesia pun memegang peran sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB. Indonesia bisa membawa isu-isu penting, seperti konflik Yaman dan Gaza, di PBB. Saya ke sini juga untuk mendiskusikan hal itu.

Seperti apa peran yang bisa dimainkan Indonesia?

Indonesia bisa menjadi pemeran utama dalam beberapa isu sensitif. Misalnya, dalam krisis Rohingya, Indonesia dapat memastikan Myanmar menjunjung tinggi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…