Aktor dan Koreografer Laga, Yayan Ruhian: Aktor Indonesia Tak Kalah dibanding Hollywood

Edisi: 16/48 / Tanggal : 2019-06-16 / Halaman : 84 / Rubrik : WAW / Penulis : Sapto Yunus, Reza Maulana, Nur Alfiyah


YAYAN Ruhian menjadi simbol bandit di layar lebar: pembunuh berdarah dingin yang memilih menghabisi lawannya dengan tangan kosong ketimbang pistol. Pencinta film aksi sulit melupakan momen saat Yayan menghabisi Joe Taslim yang tinggi-kekar dalam The Raid karya Gareth Evans pada 2011. Sejak itu, dunia mengenal Yayan sebagai Mad Dog, karakter yang ia perankan dalam film tersebut.

Seiring dengan keberhasilan The Raid diikuti The Raid 2: Berandal pada 2014 menembus pasar Amerika Serikat dan Eropa, Yayan pun mendunia. Setahun kemudian, Yayan bersama pesilat dan bintang lain The Raid, Iko Uwais dan Cecep Arif Rahman, mendapat kesempatan beradu akting dengan Harrison Ford dalam Star Wars: The Force Awakens. Tawaran bermain film terus datang kepada Yayan, hampir semuanya peran antagonis. Termasuk dalam film teranyarnya, Hit and Run, yang sedang tayang di bioskop. Dalam film ini, Yayan kembali beradu akting dengan Joe Taslim.

Yayan, bersama Cecep Arif Rahman, menjadi perbincangan para pencinta film setelah tampil beradu jotos dengan Keanu Reeves di New York, Amerika Serikat, dalam John Wick: Chapter 3 – Parabellum. "Ini seperti mimpi," kata Yayan, 50 tahun, saat berkunjung ke kantor Tempo, Palmerah, Jakarta, Sabtu, 25 Mei lalu.

Dalam dua pekan sejak dirilis pada 17 Mei lalu, John Wick 3 telah meraup lebih dari US$ 182 juta atau sekitar Rp 2,59 triliun. Pendapatannya pada pekan pertama saja sekitar Rp 800 miliar atau hampir dua kali lipat pemasukan minggu perdana Avengers: Endgame, salah satu film terlaris yang tayang tiga pekan sebelumnya. Tapi bukan angka nominal dan nama besar yang Yayan agungkan dari John Wick 3. "Ini pertama kalinya bahasa Indonesia dipakai dalam dialog film Hollywood," ujarnya kepada wartawan Tempo, Sapto Yunus, Reza Maulana, Nur Alfiyah, dan Angelina Anjar. Dalam film itu, Yayan dan Cecep juga mengusung pencak silat dan kerambit, pisau melengkung senjata khas silat Minangkabau.

Silat adalah napas Yayan. Awalnya, ia belajar main pukulan di kampung halamannya, Desa Cibeber, Manonjaya, Tasikmalaya, Jawa Barat, untuk gagah-gagahan. "Saat belum bisa mukul dan nendang, saya merasa jadi jagoan," tutur penggemar aktor laga Hong Kong, Donnie Yen, itu. Makin lama di dunia persilatan, ia merasa makin rendah hati. Silat pula yang membawanya ke Jakarta pada 1988. Ia menjadi pelatih di perguruan Pencak Silat Tenaga Dasar Indonesia.

Pendekar setinggi 160 sentimeter itu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…