Berjibaku Menyapu Tumpahan Minyak

Edisi: 24/48 / Tanggal : 2019-08-11 / Halaman : 58 / Rubrik : LIN / Penulis : Dody Hidayat , Vindry Florentin , Eko Wahyudi


MERAH Johansyah menemukan hal yang ganjil dalam cara PT Pertamina (Persero) menangani tumpahan minyak dari sumur YYA-1 milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), yang telah berlangsung hampir sebulan ini. Keganjilan itu antara lain penghalusan istilah, tidak adanya keterbukaan informasi kepada publik, juga kegagalan memperkecil risiko keselamatan masyarakat akibat paparan pek atau bola-bola ter. “Pada kasus kebocoran minyak di Teluk Balikpapan yang terjadi 30 Maret 2018 , dalam beberapa hari sudah dirilis foto satelit, termasuk prediksi luas area yang tercemar yang mencapai 7.000 hektare,” kata Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Nasional itu.
Menurut dia, tidak ada pernyataan resmi dan tertulis tentang angka dugaan tumpahan minyak mentah yang keluar dari sumur lama yang diaktifkan kembali itu. “Pertamina selalu mengatakan sumur YYA-1 memproduksi 3.000 barel minyak mentah per hari,” ujar Merah.
Angka itu mengingatkan Merah pada kasus kebocoran minyak yang paling mirip, Deepwater Horizon di Teluk Meksiko, Amerika Serikat. Saat itu, kata dia, BP memprediksi ada 1.000-2.000 barel minyak per hari yang keluar. “Ternyata, setelah diinvestigasi, jumlah totalnya mencapai 5 juta barel,” tuturnya. Semburan minyak itu berlangsung empat bulan empat minggu dua hari.
Bayu Satya, Presiden Direktur PT Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia, membenarkan meledaknya anjungan Deepwater Horizon itu merupakan insiden tumpahan minyak di lepas pantai paling buruk dalam sejarah Amerika Serikat. Ledakan sumur Macondo pada 20 April 2010 itu menewaskan 11 awak anjungan dan melukai 17 lainnya. “Yang membedakan dengan ONWJ ini adalah adanya korban jiwa di Deepwater Horizon. Kalau minyaknya, sama saja, banyak sekali tumpahannya,” ucap Bayu, yang perusahaannya diminta membantu menanggulangi tumpahan minyak.
Bayu mengatakan, setelah tahu gelembung gas muncul di sumur YYA-1 pada 12 Juli, PHE langsung mengaktifkan OSCT. “Hari itu juga kami memobilisasi peralatan untuk mem-backup karena mereka wajib mempunyai peralatan penanggulangan tumpahan minyak sendiri,” kata Bayu saat ditemui di kantor pusat perusahaannya di Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat, 26 Juli lalu. “Kami langsung menjalankan program trajectory model untuk mengetahui arah pergerakan tumpahan minyak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14

Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…

B
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14

Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…

D
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16

Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…