Wartawan yang Berpolitik

Edisi: 26/48 / Tanggal : 2019-08-25 / Halaman : 62 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,


“Tua Pek Koen Hian berulang kali ditangkap.”
“Kenapa?”
“Karena tulisan-tulisannya mengkritik Belanda.”

KISAH itu berulang kali diceritakan Liem Koen To kepada empat anaknya saat membicarakan abang sepupunya, Liem Koen Hian, yang berprofesi sebagai wartawan. Bila lama tak memberi kabar atau tak muncul di rumah Liem Koen To di Sawah Besar, Jakarta, yang waktu itu bernama Batavia, Liem Koen Hian ditebak seisi rumah ditangkap pemerintah Hindia Belanda.

Dijebloskan ke penjara tak membuat Liem si wartawan jera. Menurut Liem Sioe Lian, anak kedua Liem Koen To, pamannya justru merasa bangga. “Dia puas karena tulisannya mengenai sasaran,” ujar pria kelahiran 1932 ini pada akhir Juli lalu.

Kebanggaan tersebut diam-diam menyembul di dada keluarganya. Sebab, anggota keluarga yang lain tak ada yang seberani Liem Koen Hian dalam mengkritik Belanda secara terang-terangan. Pada era itu, meski kedudukan orang Tionghoa lebih baik daripada kaum pribumi dalam struktur sosial yang diciptakan Belanda, tetap saja keduanya warga kelas dua. “Kritik kami diwakilkan Tua Pek Koen Hian saja,” ucap Liem Hway Liong, putra bungsu Liem Koen To.

Liem Koen Hian dipanggil tua pek, yang berarti uak, oleh keponakannya karena lahir lebih dulu daripada Liem Koen To. Liem Koen Hian lahir di Banjarmasin pada 3 November 1897, sedangkan Liem Koen To pada 1903.

Menurut sejarawan lulusan Universitas Gadjah Mada, Ravando Lie, Liem Koen Hian antara lain pernah ditangkap Dinas Intelijen Politik Hindia Belanda pada 14 Mei 1932. Lewat tulisannya di surat kabar Sin Tit Po, dia mengajak warga Surabaya memboikot turnamen sepak bola yang diselenggarakan Nederlandsch-Indische Voetbal Bond atau Perserikatan Sepak Bola Hindia-Belanda. Tulisan tersebut merespons artikel jurnalis bernama Bekker di D’Orient yang menyatakan sepak bola adalah hak istimewa warga Eropa. “Tuduhannya penghasutan,” kata Ravando.

Hidup Liem…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…