Dia yang Mati dalam Selimut Merah Putih

Edisi: 26/48 / Tanggal : 2019-08-25 / Halaman : 118 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,


DI Rengasdengklok, Djiauw Kie Siong terkenal sebagai pedagang kaya yang punya tanah luas. Maka, ketika jatuh sakit dan menjelang meninggal pada usia 84 tahun, pada 1964, Djiauw sudah menyiapkan lahan untuk permakamannya. Luasnya kira-kira selebar lapangan sepak bola. Letaknya hanya sepelemparan batu dari rumahnya di Kampung Kali Jaya--dua jam berkendara dari Jakarta.

Lahan itu memang menjadi kompleks permakaman keluarganya. Ia punya sembilan anak dari dua istri. Djiauw menikah lagi pada 1920 setelah istri pertamanya meninggal. Jasad Djiauw dikubur satu lubang dengan dua istrinya itu, yang mengapitnya kanan-kiri. “Sebelum meninggal, Empek pernah bilang area pekuburan ini boleh juga dipakai saudara yang tidak mampu,” kata Lanny, istri Djiauw Kiang Lin alias Janto Djoewari--cucu Djiauw dari anaknya yang kelima--Juli lalu.

Sewaktu ditengok pada Juli 2019 itu, pusara Djiauw terlihat tak rapi dan tak terawat. Nama Djiauw ataupun istri-istrinya tak tertulis pada nisan karena cucu-cucunya tak ada yang tahu nama asli istri pertama kakek mereka. “Kalau nenek kedua, kami…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…