Hwarakadah! Dwi Koen Berpulang…

Edisi: 27/48 / Tanggal : 2019-09-01 / Halaman : 94 / Rubrik : OBI / Penulis : Seno Gumira Ajidarma, ,


MEMPERINGATI Hari Kemerdekaan tahun 2006, 13 tahun sebelum kepergian Dwi Koendoro Brotoatmodjo pada dinihari 22 Agustus lalu, peran terkecil di antara tokoh-tokoh baris-komik Panji Koming, seorang gadis cilik berkata, “Maldika.” Sampai dua kali ia menirukan orang-orang dewasa yang berucap, “Mardhika”, hanya untuk kemudian bertanya, “Maldika itu apa sih?” Sudah mengucapkannya salah, mengerti maknanya pun tidak.

Terhimpun ke dalam buku kartun Kala Bendhu (Zaman Resah), tidak terlalu keliru jika pembaca kemudian tercerahkan, “Ternyata kami belum juga memahami arti kemerdekaan.” Buktinya? Gadis cilik itu berdiri di bekas hutan gundul, yang hanya menyisakan tunggul-tunggul pohon. Begitulah caranya orang-orang Majapahit memaknai kemerdekaan, tiada lebih dan tiada kurang memperkaya diri sendiri, tanpa harus peduli akibatnya sama sekali.

Tentu saja, ketika…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…