Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla: Presiden Butuh Menteri yang Bisa Bekerja

Edisi: 29/48 / Tanggal : 2019-09-15 / Halaman : 92 / Rubrik : WAW / Penulis : Sapto Yunus, Anton Septian, Raymundus Rikang


TIDAK ada masa persiapan pensiun (MPP) bagi Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Dua bulan menjelang masa tugasnya berakhir, pekerjaannya tidak berkurang. Pria kelahiran Watampone, Sulawesi Selatan, 77 tahun silam itu masih disibukkan oleh rapat dan kunjungan kerja ke berbagai daerah.

Kalla bisa berpidato di berbagai forum empat-lima kali dalam sepekan. Sesekali ia mewakili Presiden Joko Widodo ke suatu acara serta berdiskusi dengan para menteri. “Sekarang saya masih Wakil Presiden, kan? Maka semua masih jalan terus. Enggak ada MPP,” kata Kalla dalam wawancara khusus dengan Tempo di ruang tamu Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu, 14 Agustus lalu.

Setelah pensiun pada Oktober nanti pun Kalla sudah memiliki sederet rencana. Selain meluangkan waktu untuk berjalan-jalan dengan keluarga, ia masih akan aktif dalam berbagai kegiatan, termasuk berbicara di berbagai forum untuk mendorong perkembangan dunia usaha. “Berjalan-jalan, mengurus kegiatan sosial, keagamaan, pendidikan adalah kebahagiaan,” ujar Ketua Umum Palang Merah Indonesia itu.

Jusuf Kalla adalah Wakil Presiden Republik Indonesia pertama yang menjabat selama dua periode. Sebelum mendampingi Presiden Jokowi, Kalla menjadi pasangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada periode 2004-2009. Kepada wartawan Tempo, Sapto Yunus, Anton Septian, Raymundus Rikang, Gabriel Wahyu Titiyoga, Nur Alfiyah, dan Aisha Shaidra, Kalla membagikan pengalamannya mendampingi dua presiden tersebut. Ia juga memaparkan evaluasinya terhadap kinerja Kabinet Kerja serta kriteria menteri untuk kabinet mendatang.

Lima tahun Anda mendampingi Presiden Jokowi, apa saja capaian pemerintah?

Dalam lima tahun ini, pemerintah berfokus pada pembangunan infrastruktur. Peranan pemerintah dalam kemajuan ekonomi hanya 18 persen. Selebihnya adalah dunia usaha, investasi, dan ekspor. Karena itu, pemerintah membangun aspek-aspek prinsip untuk mendukung dunia usaha berjalan dan pengembangan masyarakat.

Ini mendukung keberlanjutan fokus kabinet berikutnya?

Itulah mengapa sekarang pemerintah membangun infrastruktur, membangun pembangkit listrik. Itu unsur yang mendukung pembangunan selanjutnya yang berfokus pada pembangunan sumber daya manusia. Peranan paling besar sebuah negara dalam pembangunan ekonomi adalah mendorong swasta dan memfasilitasi dunia usaha. Itu inti cara perkembangan suatu negara.

Di antara program yang dicanangkan pada periode 2014-2019, apa saja yang tidak berjalan mulus?

Belum tercapainya angka pertumbuhan ekonomi 7 persen. Saat ini hanya sampai 5,1 persen. Mulanya pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada akhir 2018-2019 mencapai 7 persen. Itu yang menjadi pekerjaan rumah kabinet selanjutnya. Tapi, jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN, capaian angka pertumbuhan Indonesia masih lumayanlah. Saat ini pertumbuhan Indonesia memang lebih rendah daripada Vietnam, tapi masih lebih tinggi dari Singapura, yang hanya mencapai 2 persen.

(Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2019 hanya 5,05 persen secara tahunan atau melambat dibanding periode yang sama tahun…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…