Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Ahmad Taufan Damanik: Ada Ancaman Politik Kekerasan

Edisi: 37/48 / Tanggal : 2019-11-10 / Halaman : 100 / Rubrik : WAW / Penulis : Reza Maulana, Mahardika Satria Hadi, Aisha Shaidra.


KOMISI Nasional Hak Asasi Manusia baru merampungkan pengumpulan fakta dan keterangan seputar kerusuhan dalam unjuk rasa 21-23 Mei 2019. Salah satu temuan mereka menyangkut penembakan misterius yang menewaskan sembilan dari sepuluh orang di Jakarta dan Pontianak setelah pengumuman hasil pemilihan presiden 2019. Seperti laporan majalah Tempo edisi 3-8 Juni dan 1-6 Juli 2019, penembakan disebut dilakukan secara terencana dan melibatkan pelaku profesional.

Meski tidak menemukan korelasi langsung dengan aktor lapangan, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menilai berbagai komentar sejumlah politikus yang menolak hasil pemilihan presiden ikut memanaskan situasi. “Ada politikus yang mungkin tidak menyadari pernyataannya menjadi pemicu,” kata Taufan dalam wawancara khusus dengan Tempo, Jumat, 1 November lalu.

Komnas HAM bergerak mulai 23 Mei lalu. Sejak awal, Taufan melanjutkan, tim pencari fakta menemukan kejanggalan berupa pembiaran oleh polisi yang membuat unjuk rasa berlangsung jauh melewati batas waktu, pukul 18.00. Lewat serangkaian wawancara dan pantauan kamera pengawas (CCTV), tim mendapati pergantian massa pada 21 Mei menjelang tengah malam. Orang-orang di jalan tidak lagi menyalurkan aspirasi, tapi menyulut kerusuhan.

Dalam peristiwa ini, untuk pertama kalinya Komnas HAM menjenguk sekaligus menggali cerita polisi yang menjadi korban kekerasan. Mereka juga meminta keterangan Jenderal Tito Karnavian, Kepala Kepolisian RI 2016-2019—kini Menteri Dalam Negeri—dan Inspektur Pengawasan Umum Polri Komisaris Jenderal Moechgiyarto. Komnas HAM sedang meminta waktu bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan Kepala Polri yang baru terpilih, Jenderal Idham Azis, untuk menyerahkan hasil investigasi tersebut. “Kami upayakan betul bisa bertemu dengan Kapolri karena berkaitan dengan pencarian pelaku,” ujar Taufan.

Di sela penulisan akhir laporan tersebut, Taufan, 54 tahun, menerima wartawan Tempo, Reza Maulana, Mahardika S. Hadi, dan Aisha Shaidra, di kantornya di Menteng, Jakarta Pusat. Komisioner Komnas HAM, Amiruddin Al Rahab, mendampingi Taufan dan turut menjawab sejumlah pertanyaan Tempo.

Apa dasar laporan menyebutkan penembakan dilakukan secara terencana?

Rata-rata korban ditembak dari dekat. Pelakunya profesional. Dari CCTV, Harun Rasyid ditembak dari jarak 10-11 meter. Korban ini bisa menjadi kunci mengungkap peristiwa tersebut karena memiliki bukti lebih kuat dibanding korban lain. Korban juga sempat divisum.

Rekaman CCTV bisa mengungkap identitas penembak?

Polisi memiliki kemampuan mengidentifikasi lewat rekaman wajah di CCTV. Tapi penembak Harun Rasyid (15 tahun, warga Duri Kepa, Jakarta Barat, yang jenazahnya ditemukan di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…