Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan: Banyak yang Meradang Saat Saya Bicara Sistem

Edisi: 38/48 / Tanggal : 2019-11-17 / Halaman : 46 / Rubrik : WAW / Penulis : Mahardika Satria Hadi, Wayan Agus Purnomo, Aisha Shaidra.


ANIES Baswedan membentangkan dua lembar kertas nukilan data anggaran Provinsi DKI Jakarta tahun 2017. Kedua kertas itu memuat informasi tentang angka belanja untuk penghapus papan tulis bagi lebih dari 600 ribu siswa sekolah di Jakarta selama 12 bulan. Nilainya mencapai Rp 53 miliar. “Apakah di ujung benar kami belanja itu? Tidak. Dalam kenyataannya, itu adalah honorarium pegawai,” katanya kepada Tempo sambil bergantian menunjuk angka-angka pada kedua kertas itu, Jumat, 8 November lalu.

Gubernur DKI Jakarta ini mencontohkan bagaimana sistem penganggaran elektronik atau e-budgeting Jakarta memiliki celah kelemahan. Ia mengatakan, ketika Rp 53 miliar itu ditetapkan sebagai rencana anggaran untuk Bantuan Operasional Pendidikan, sebenarnya entri data penggunaannya belum ada di katalog. Akhirnya, petugas yang meng-input data itu menggantinya dengan penghapus papan tulis. “Yang penting angka Rp 53 miliar terpenuhi. Nanti, seusai pembahasan, diisi yang sesungguhnya,” ujar Anies.

Rancangan anggaran DKI Jakarta 2020 memicu polemik setelah William Aditya Sarana, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia, mengungkap plafon pembelian lem Aibon sebesar Rp 82,8 miliar di Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat beberapa waktu lalu. Legislator dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ima Mahdiah, juga mengungkap puluhan item mata anggaran janggal lain, dari alat tulis kantor hingga perlengkapan olahraga, dengan nilai nyaris Rp 2,5 triliun.

Buntut dari beredarnya informasi tentang anggaran janggal yang menghebohkan itu, Anies berjibaku memberikan penjelasan kepada publik. Salah satunya soal sistem penganggaran digital yang, menurut dia, belum optimal. “Saya ini took the bullet atas sebuah sistem yang sudah terjadi bertahun-tahun. Tapi yang dimarahi (publik) kan gubernur sekarang,” kata Anies, yang menjabat gubernur sejak 2017.

Kepada wartawan Tempo, Mahardika Satria Hadi, Wayan Agus Purnomo, Aisha Shaidra, Hussein Abri Dongoran, dan Gangsar Parikesit, Anies menceritakan penyebab kekisruhan rancangan anggaran DKI Jakarta. Dalam perbincangan selama satu jam di Balai Kota Jakarta, bapak empat anak ini juga menjelaskan persiapan Jakarta selaku tuan rumah balap mobil listrik Formula E tahun depan, dana hibah untuk guru dan pendidik anak usia dini, serta kandidat Wakil Gubernur Jakarta.

Anggaran janggal kembali ditemukan. Bagaimana Anda melihat efektivitas sistem e-budgeting?

Yang menjadi concern adalah sistem yang kami miliki saat ini tidak cukup pintar. Dia digital, tapi tidak melakukan proses verifikasi, proses validasi atas semua data yang dimasukkan. Sehingga, saat fase perencanaan, muncul komponen-komponen yang belum tentu relevan pada saat menetapkan anggaran.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…