Kepala Pelatih Ganda Putra Pbsi, Herry Iman Pierngadi: Regenerasi Jangan Sampai Terlambat
Edisi: 40/48 / Tanggal : 2019-12-01 / Halaman : 108 / Rubrik : WAW / Penulis : Mahardika Satria Hadi, Aisha Shaidra,
PEMAIN ganda putra bulu tangkis Indonesia menorehkan prestasi moncer dalam rangkaian turnamen BWF Super Series tahun ini. Hingga pekan lalu, tiga pasangan Indonesia bertengger di peringkat lima besar dunia. Pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang mengoleksi delapan gelar tahun ini menempati peringkat pertama; diikuti pasangan senior Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di posisi kedua dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di tempat kelima.
Prestasi tersebut tak lepas dari peran kepala pelatih ganda putra Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia, Herry Iman Pierngadi. Di tangan Herry, 57 tahun, ganda putra Indonesia tahun ini menjuarai semua turnamen Super 1000--turnamen berhadiah total sekitar US$ 1 juta--yaitu All England, Indonesia Terbuka, dan Cina Terbuka. Bahkan Hendra/Ahsan menjadi juara dunia. Ini prestasi terbaik ganda putra Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Selama melatih di pemusatan latihan nasional PBSI sejak 1993, Herry sudah mengantar pemainnya menjuarai Olimpiade, Asian Games, dan kejuaraan dunia. ââ∠âBuat karier saya, kalau dari gelar kejuaraan sudah dapat semua. Komplet,âââ¬Ã kata Herry dalam wawancara khusus dengan Tempo, Kamis, 21 November lalu.
Siang itu Herry sedang menggembleng anak didiknya di Pemusatan Latihan Nasional PBSI, Cipayung, Jakarta Timur. Dengan pukulan backhand, Fajar Alfian berjibaku mengembalikan smes Mohammad Ahsan dan Marcus Fernaldi Gideon. Serbuan kok meluncur bertubi-tubi dari arah depan kanan dan kirinya. Di pinggir lapangan, Herry menatap pergerakan Fajar. ââ∠âJar, naik lagi defense-nya,âââ¬Ã ujarnya kepada Fajar, yang beberapa kali menyeberangkan kok yang menyusur tipis di atas net.
Herry sedang melatih teknik bertahan Fajar, yang akan turun berpasangan dengan Rian di SEA Games Filipina pada 1-9 Desember mendatang. Sambil sesekali berkacak pinggang dan menengok jam tangannya, pria yang akrab disapa Koh Herry itu mondar-mandir dari satu lapangan ke lapangan lain.
Setelah tiga jam melatih teknik para pemainnya, Herry menerima wartawan Tempo, Mahardika Satria Hadi dan Aisha Shaidra. Selama kurang-lebih dua jam, ayah tiga anak yang menggeluti hobi memelihara burung murai ini menjelaskan berbagai hal, dari sepak terjangnya sebagai pelatih, regenerasi pemain, hingga tantangan menghadapi atlet milenial.
Bagaimana Anda melihat perkembangan bulu tangkis belakangan ini?
Dua tahun terakhir, kekuatan bulu tangkis banyak bergeser. Di ganda putra, Denmark dulu salah satu pesaing terberat kita. Sekarang prestasi Denmark menurun, pemainnya tinggal satu-dua pasang. Korea Selatan juga pernah kuat, kini tinggal satu pasang pemainnya. Dulu kita masih menang-kalah, tapi dua tahun terakhir ganda putra kita dominan.
Bagaimana dengan Cina?
Sebelumnya Cina masih dominan, tapi ada pergeseran juga. Dulu ketua pelatihnya Li Yongbo, tapi dalam dua tahun terakhir diganti. Mungkin ada perubahan sistem atau penurunan prestasi.
Prestasi Cina merosot?
Ganda dan tunggal putrinya banyak merosot. Mereka kuat di nomor ganda campuran.
Tim negara mana yang sekarang paling tangguh untuk dilawan?
Tadinya sih Cina, tapi sekarang mereka sudah menyerah. Dulu kita fight terus melawan pasangan Li Junhui/Liu Yuchen. Belakangan, mereka kendur, kalah terus. Mereka dulu bersaing dengan Kevin/Gideon, kini melawan Fajar/Rian juga bisa kalah.
Berarti sekarang tidak ada lawan, ya?
Ada-lah. Bukan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…