Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir: Saya Ini Sangat Powerful

Edisi: 43/48 / Tanggal : 2019-12-22 / Halaman : 124 / Rubrik : WAW / Penulis : TIM, ,


MENTERI Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir langsung tancap gas. Belum genap dua bulan menggantikan Rini Soemarno, ia telah melakukan sederet gebrakan. Erick mencopot semua pejabat eselon I dalam sehari, termasuk tujuh deputi Kementerian, lalu menggantinya dengan tiga deputi yang berfokus mengurusi hukum, sumber daya manusia, dan keuangan. Urusan bisnis perusahaan BUMN, yang semula ditangani deputi, kini dikendalikan oleh dua wakil menteri, yakni Budi Gunadi Sadikin dan Kartika Wirjoatmodjo.

Erick juga bersih-bersih BUMN dengan membongkar-pasang jajaran komisaris dan direksi. Ia, misalnya, menunjuk mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sebagai komisaris utama PT Pertamina dan mantan pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi, Chandra Hamzah, sebagai komisaris utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. “Saya ingin peran komisaris lebih aktif dan menjadi bagian dalam mengelola setiap BUMN,” kata Erick, 49 tahun, dalam wawancara khusus dengan Tempo di kantornya, Sabtu, 7 Desember lalu.

Ketika skandal penyelundupan sepeda motor Harley-Davidson yang diduga melibatkan Direktur Utama PT Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra terbongkar, Erick turun tangan. Ia mencopot Askhara dan empat direktur lain. Erick bahkan mengecek kualitas pelayanan maskapai penerbangan pelat merah itu dengan menumpang pesawat Garuda sepulang dari kunjungan kerja di Seoul, Korea Selatan, akhir November lalu. “Saya mendapati realitas di lapangan. Layanan, terutama di kelas ekonomi, menurun,” ucapnya.

Memimpin 142 perusahaan milik negara dengan nilai aset mencapai Rp 8.400 triliun, Erick mengemban tugas mahaberat. Apalagi Presiden Joko Widodo berpesan agar pengelolaan di semua BUMN diperbaiki. Jika perlu, lewat perombakan total.

Kepada Tempo, Erick menuturkan sederet persoalan yang membelit BUMN, dari salah kelola, terseret kasus hukum, model bisnis yang tidak tepat, hingga soal radikalisme. Pengusaha yang mendirikan Mahaka Group dan pernah menjadi pemilik klub sepak bola Inter Milan ini juga mengungkapkan kiatnya mengatasi konflik kepentingan dan dugaan jual-beli jabatan di kementeriannya.

Apa saja perubahan yang Anda bawa untuk memperbaiki pengelolaan BUMN?

Sesuai dengan strategi, nantinya ada rapat bulanan antara saya, komisaris utama, dan direktur utama. Hanya untuk 20 BUMN terbesar. Yang lain mungkin per tiga bulan, bisa saya atau wakil menteri yang memimpin. Mengelola 142 perusahaan bukan hal yang mudah. Siapa pun menterinya, impossible. Selain mengangkat dua wakil menteri, saya mengubah sistem. BUMN dikelola secara corporate, bukan birokrasi. Lalu fungsi kedeputian dirampingkan untuk mengurusi sumber daya manusia, hukum-investigasi, dan keuangan. Cara lain yaitu mendorong peran komisaris agar lebih aktif, bukan duduk-duduk doang.

Selama ini kerja komisaris BUMN tidak optimal?

Di masa kepemimpinan saya, saya ingin peran komisaris lebih aktif dan menjadi bagian dalam mengelola 142 BUMN. Saya sedang membicarakan dengan Kementerian Keuangan, salah satunya tentang bagaimana Menteri Keuangan tetap memegang peran sebagai pemegang saham terbesar BUMN. Ketika bicara suntik modal atau menjual, itu di tangan beliau (Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati). Tapi untuk korporasi bisa dialihkan ke saya. Hak untuk melakukan merger, menutup, atau ada BUMN mau…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…