Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal TNI Doni Monardo: Keselamatan Rakyat Adalah Hukum Tertinggi

Edisi: 45/48 / Tanggal : 2020-01-05 / Halaman : 116 / Rubrik : WAW / Penulis : Devy Ernis, ,


BERSAMA lebih dari seribu “penyintas” gempa dan tsunami, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Tentara Nasional Indonesia Doni Monardo menghabiskan malam di dekat pantai Pasie Jantang, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Puluhan tenda terpancang di lapangan rumput yang menghadap Samudra Hindia tersebut. Di salah satu tenda berkelir biru dan beralaskan terpal yang bisa menampung lima orang, Doni menginap selama dua malam sejak Jumat, 6 Desember lalu.

Sepanjang akhir pekan itu, Doni meninjau program Keluarga Tangguh Bencana atau Katana, yang diluncurkan BNPB berbarengan dengan momentum peringatan 15 tahun tsunami Aceh. Salah satu kegiatannya adalah simulasi gempa dan tsunami yang diikuti masyarakat dari berbagai kalangan dengan berpura-pura sebagai penyintas bencana. “Lewat program Katana, keluarga di seluruh Indonesia bisa paham apa yang harus dilakukan sebelum dan sesudah bencana,” ujar Doni kepada wartawan Tempo, Devy Ernis, yang mengikuti kegiatannya selama di Aceh.

Pada 26 Desember 2004, gempa berkekuatan 9,1 skala Richter mengguncang dasar Samudra Hindia, sekitar 160 kilometer sebelah barat Aceh. Getaran gempa yang dahsyat memicu smong--sebutan orang Aceh untuk tsunami--hingga setinggi 30 meter. Setiba di darat, air bah itu meluluhlantakkan sebagian besar pesisir barat bumi Serambi Mekah hingga ibu kota Banda Aceh. Tak kurang dari 230 ribu nyawa melayang akibat diempas tsunami. Di Desa Pasie Jantang, sekitar 300 dari 1.000 warga selamat karena tidak berada di gampong saat peristiwa nahas itu terjadi.

Sejak menggantikan Willem Rampangilei pada 9 Januari lalu, Doni telah berurusan dengan mitigasi gempa, banjir, tanah longsor, kekeringan, puting beliung, hingga kebakaran hutan dan lahan. Kepada Tempo, dalam beberapa kesempatan selama di Aceh, bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat ini menjelaskan tentang mitigasi bencana, rencana memasukkan program tanggap bencana ke kurikulum sekolah, dan penunjukannya sebagai Kepala BNPB. Kendati masih berstatus perwira aktif, Doni ogah menanggapi pertanyaan di luar soal kebencanaan.

Seusai sarapan pada Sabtu, 7 Desember lalu, Doni berkeliling mendatangi tenda-tenda didampingi pelaksana tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah. Di beberapa tenda, warga menjual produk kerajinan tangan dan hasil alam khas Aceh, seperti tas dan kopi. Sambil mencicipi kopi, Doni ngemper di pinggir pantai.

Apa pentingnya program Katana bagi masyarakat?

Keluarga Tangguh Bencana ini program agar publik paham informasi kebencanaan, khususnya gempa dan tsunami. Program ini kelanjutan dari Destana (Desa Tangguh Bencana) yang sudah berjalan Juli-Agustus lalu. Kami menargetkan lima tahun ke depan semua keluarga di Indonesia memperoleh pengetahuan tentang bencana.

Mengapa targetnya tiap keluarga?

Berdasarkan riset di Jepang, keluarga berada di urutan kedua, setelah diri sendiri, sebagai pihak yang bisa menyelamatkan nyawa kita saat terjadi bencana. Korban selamat karena diri sendiri sekitar 35 persen,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…