Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio: Virus Corona Tidak Bisa Dibatasi Geografis

Edisi: 05/49 / Tanggal : 2020-03-29 / Halaman : 92 / Rubrik : WAW / Penulis : Mahardika Satria Hadi, Gabriel Wahyu Titiyoga, Nur Alfiyah


SEJAK Presiden Joko Widodo mengumumkan perlunya desentralisasi pengetesan virus corona, dua saluran telepon di kantor Lembaga Biologi Molekuler Eijkman tidak berhenti berdering. “Pengumuman itu menyebabkan rush. Banyak orang yang minta diperiksa di laboratorium Eijkman,” kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio dalam wawancara khusus dengan Tempo di kantornya, Rabu, 18 Maret lalu.

Seiring dengan terus melonjaknya kasus positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), pemerintah memutuskan tidak lagi memusatkan pengetesan sampel untuk mendeteksi virus corona di tangan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Dalam konferensi pers di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Jumat, 13 Maret lalu, Jokowi menyatakan pemeriksaan juga dapat dilakukan antara lain di laboratorium Universitas Airlangga, Surabaya, dan Lembaga Eijkman, yang bernaung di bawah Kementerian Riset dan Teknologi.

Amin, 66 tahun, mengatakan keputusan Jokowi itu secara tak langsung menjawab surat yang pernah dia ajukan kepada Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro pada Januari lalu. Saat itu, wabah corona sedang merebak di tempat asalnya, Kota Wuhan di Provinsi Hubei, Cina. Dengan pengalaman menangani wabah flu burung pada 2005-2007, Amin mengklaim lembaganya memiliki laboratorium dan sumber daya mumpuni untuk mendeteksi virus corona. “Intinya kami siap membantu (Kementerian Kesehatan) kalau diminta mendeteksi langsung atau sebagai laboratorium konfirmasi,” ujarnya.

Kepada wartawan Tempo, Mahardika Satria Hadi, Gabriel Wahyu Titiyoga, Nur Alfiyah, dan Aisha Shaidra, Amin menjelaskan berbagai hal, dari metode pendeteksian virus corona, pelibatan Eijkman dalam pengujian sampel, hingga peluang pengembangan vaksin. Wawancara berlangsung dalam dua kesempatan. Dalam wawancara pertama pada Jumat, 28 Februari lalu, saat belum ada kasus positif corona di Indonesia, Amin telah menekankan pentingnya mewaspadai potensi penularan Covid-19 dari negara lain.

Apa peran Lembaga Eijkman dalam penanganan wabah virus corona?

Keterlibatan Eijkman saat ini di dua aktivitas. Pertama, ikut dalam deteksi virus dari sampel-sampel yang dikirim dari rumah sakit. Kedua, untuk pengembangan vaksin. Menteri Riset dan Teknologi pada Senin, 16 Maret lalu, menegaskan bahwa Lembaga Eijkman diminta memimpin pengembangan vaksin. Ditargetkan dalam waktu 12-18 bulan sudah ada bibit vaksin yang siap diserahkan ke industri, dalam hal ini PT Bio Farma, untuk diproduksi.

Siapa saja yang terlibat dalam pengembangan vaksin?

Konsorsium vaksin corona. Di dalamnya ada Litbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan), Eijkman, Bio Farma, dan beberapa perguruan tinggi. Kami belum memastikan semua anggotanya, baru mengidentifikasi siapa saja yang punya kompetensi dan komitmen.

Kapan Lembaga Eijkman pertama kali dihubungi pemerintah untuk dilibatkan dalam penanganan wabah Covid-19?

Ketika Pak Jokowi mengumumkan pada Jumat (13 Maret lalu) bahwa pemeriksaan laboratorium bisa dilakukan oleh selain Litbangkes, yaitu Unair dan Eijkman. Tapi surat keputusan Menteri Riset dan Teknologi baru kami terima Selasa kemarin (17 Maret lalu).

Apakah Eijkman sejak awal memang minta…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…