Sineas Muda Dan Gairah Bangkitnya Film Indonesia

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-12-18 / Halaman : / Rubrik : LAPSUS / Penulis :


Pandemi masih berlangsung, tapi geliat film Indonesia terasa lebih baik dari tahun lalu. Beberapa film Indonesia menang di festival Internasional—membuktikan makin diakuinya kualitas estetis film Indonesia. Film-film bertema baru juga bermunculan pada tahun ini. Pada trimester akhir tahun ini bioskop juga kembali dibuka. Selain memilih jalur penayangan over-the-top seperti Netflix, banyak produser yang memilih menayangkan filmnya di bioskop. Setiap pekan bisa dibilang hampir selalu ada film Indonesia yang tayang di bioskop. Dari puluhan film yang diproduksi tahun ini, baik yang tayang di jalur OTT maupun bioskop, Tempo memilih film, sutradara, penulis skenario, dan para pemeran terbaik versi Tempo. Tradisi Film Pilihan Tempo yang selalu digelar akhir tahun ini adalah bentuk komitmen Tempo untuk terus menyemangati tumbuhnya perfilman Indonesia yang bermutu.

MURAMNYA situasi perfilman Indonesia tahun lalu, meminjam judul film yang diadaptasi dari novel Eka Kurniawan, seolah dibayar tuntas tahun ini. Pagebluk memang tak betul-betul pergi. Namun kita bisa melihat gairah para sineas muda untuk berkompetisi memunculkan film-film dengan tema-tema baru. Tahun ini kita menyaksikan berbagai sineas muda yang merambah tema baru, seperti kekerasan di dunia digital sampai sejarah perjuangan kita di dunia penerbangan yang dilupakan. Tahun ini beberapa film kita juga meraih penghargaan dalam festival-festival film internasional bergengsi, dari Locarno Film Festival, Swiss; Toronto International Film Festival (TIFF); sampai Red Sea International Film Festival yang dihelat di Arab Saudi. Pada tahun ini pergulatan estetika perfilman Indonesia seolah mekar kembali.
Para sineas muda ini—untuk membangkitkan kembali industri film Tanah Air yang agak terpuruk tahun lalu—juga berkompetisi antara memilih penayangan melalui jalur layanan over-the-top (OTT) atau mencoba kembali penayangan di bioskop yang mulai diperbolehkan kembali beroperasi pada 16 September lalu. Film-film seperti Penyalin Cahaya, Aum!, Ali dan Ratu-Ratu Queens, One Night Stand, Layla Majnun, A Perfect Fit, Tersanjung: The Movie, dan Selesai memutuskan untuk menggunakan jalur OTT seperti Netflix, Disney Hotstar, KlikFilm, dan platform menonton sekali bayar seperti Bioskoponline.

Wawancara dan proses pemotretan Otig Pakis di kediamannya di Citayam, Bogor, Jawa Barat, 13 Desember 2021. Tempo/Isma Savitri
Adapun film seperti Losmen Bu Broto dan Kadet 1947 memilih jalur bioskop. Namun para produser film yang memilih jalur bioskop sadar kota-kota yang menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan sosial level 2 dan 3 maksimal kapasitasnya hanya boleh 50 persen. Siapa pun yang mau menonton di bioskop harus mematuhi prosedur kesehatan berbasis aplikasi yang ketat. Betapa pun demikian, film Kadet 1947 misalnya, yang sebenarnya sudah digarap sejak tahun lalu, tetap memilih jalur bioskop. Produser film ini memilih menahan diri dulu, meski filmnya sudah bisa tayang di layar lebar tahun ini. Pilihan ini bisa dipahami mengingat secara sinematik film yang menampilkan pengeboman pertama Angkatan Udara kita dari Maguwo ke markas-markas Belanda bisa jadi berkurang geregetnya bila hanya ditonton di layar gawai.
Dan hasilnya, performa film yang ditayangkan melalui OTT dan bioskop cukup lumayan. Film animasi Nussa produksi Visinema dan studio The Little Giantz, karena pandemi, proses pengisian suaranya tak dilakukan di studio, melainkan di rumah masing-masing artis. Nussa tercatat sebagai film Indonesia dengan jumlah penonton bioskop terbanyak selama 2021. Sejak 26 September…

Keywords: FilmFestival FilmFilm IndonesiaFilm Pilihan Tempo
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…