Rawi Murung Di Atas Punggung Sekardiu
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-01-15 / Halaman : / Rubrik : LAPSUS / Penulis :
MEMASUKI puisi-puisi Kiki Sulistyo, kita seperti mengembara ke dalam dunia lampau yang penuh mitos, dongeng, magi, dan kekuatan adikodrati, sebelum akhirnya terlempar ke dunia hari ini yang penuh masalah. Melalui buku puisi Tuhan Padi (Halaman Indonesia, Oktober 2021) penyair kelahiran Ampenan, Lombok, Nusa Tenggara Barat, 1978, itu mengajak kita memberi harga yang lebih kepada apa-apa yang selama ini telanjur dianggap kuno, kampungan, barbar, gagap, dan gelap. Semuanya berhimpun untuk memberi alternatif kepada puisi Indonesia yang berpretensi hendak melucu—atau sebaliknya: berpikir kelewat serius—menggugat keadaan, menggoreng perasaan pribadi, hingga mengusung warna lokal.
Sebagai penyair yang bertumbuh dalam tradisi sastra nasional, Kiki mencoba bentuk-bentuk dominan puisi Indonesia, terutama yang lirik dan yang naratif. Ia mendayagunakan kembali model sajak empat seuntai yang sebisa mungkin mempertahankan musikalitas, permainan bunyi, pada setiap lariknya. Tapi, ternyata, itu hanyalah sementara, lantaran setelahnya ia melanggar semua konvensi untuk meraih kenikmatan puisi bebas. Karena itu, yang terasa berharga dalam puisi-puisi Kiki bukan pada perkara merawat musikalitas, melainkan pada pergulatannya menampilkan citraan-citraan metaforik yang mendukung pemosisian yang ia ambil sebelumnya.
Upaya semacam ini terlihat mustajab dalam jenis puisi suasana—yang bisa dibaca sebagai perluasan sampiran pantun. Puisi “Perahu Mentaram”, misalnya. Dalam puisi ini Kiki telah mengosongkan seluruh bangun puisi dari opini subyek lirik—yang pada puisi lain bisa menjadi sinis dan cerewet. Sebaliknya, ia menyusun himpunan citraan yang karena jukstaposisi tampak susul-menyusul, bersisian-beririsan, mengunci satu sama lain, menghasilkan lukisan—karena hampir seluruhnya dibangun dengan citraan visual—Kota Mentaram yang indah, tua, tapi juga murung…
Keywords: Penulis Buku, puisi, Sastra, Tokoh Seni Pilihan, Buku, Penyair, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…