Terkeruk Wadas Demi Bendungan

Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-02-12 / Halaman : / Rubrik : LIN / Penulis :


GEMURUH mesin sepuluh ekskavator bersahut-sahutan dengan deru belasan truk yang mondar-mandir di bukit Desa Guntur, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Ahad, 12 Desember 2021. Alat-alat berat itu menggaruk-garuk tanah di bibir jurang di bukit Desa Guntur yang masuk area pembangunan bendungan Bener, salah satu proyek strategis nasional yang akan mengandalkan batu andesit dari Desa Wadas. Bendungan Bener, dam senilai Rp 2,06 triliun, akan menjulang 159 meter dan menjadi tanggul tertinggi di Indonesia. “Pembangunan dikebut, padahal masyarakat sudah menolak,” tutur Agus Feri, warga Kecamatan Bener, pada pekan ketiga Desember 2021. Penolakan itu datang dari warga Desa Wadas, berjarak sekitar 12 kilometer dari Desa Guntur. Warga emoh wilayah mereka yang memiliki bukit dan mengandung batu andesit dijadikan kawasan pertambangan proyek bendungan karena akan menimbulkan tanah longsor dan melenyapkan sumber air. Aksi protes warga berlangsung sejak 2017, saat proyek bendungan Bener pertama kali disosialisasi. Tokoh masyarakat Wadas, Marsono, mengungkapkan masyarakat memprotes karena waswas penambangan batu andesit memicu bencana. Wadas pernah dilanda tanah longsor pada 1988 dan lima penduduk tewas saat itu. “Pemerintah jangan mengganggu karena kami sudah hidup tenang,” ujarnya. Dokumen milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dibaca Tempo menerangkan pemerintah akan membebaskan lahan seluas 114 hektare di Desa Wadas untuk menambang batu andesit. Di perut bumi Wadas itu diperkirakan tersimpan cadangan 41 juta meter kubik batu andesit, menurut berkas analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) bendungan Bener. Pelaksana proyek bendungan, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak, mengklaim butuh sedikitnya 16,9 juta meter kubik batu andesit untuk membangun dinding bendungan. Padahal kebutuhan riil batu andesit untuk bendungan Bener cuma separuhnya atau 8,4 juta meter kubik. Direktur Bendungan dan Danau Kementerian Pekerjaan Umum Airlangga Mardjono mengatakan ongkos pembangunan bendungan diperkirakan lebih murah jika menambang batu andesit di Wadas. Sebab, jarak proyek dengan mulut tambang tak lebih dari 15 kilometer. “Jarak, deposit, kualitas, dan kuantitas batuan Wadas memenuhi kriteria,” tuturnya. Pemerintah kemudian menggelar sosialisasi proyek pada 28 Desember 2017 di Hotel Sanjaya Inn, Purworejo. Persamuhan…

Keywords: Kabupaten PurworejoGanjar PranowoProyek Strategis NasionalWadasBendungan Bener
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14

Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…

B
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14

Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…

D
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16

Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…