Karena Indonesia Anti-penjajahan
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-03-05 / Halaman : / Rubrik : OPI / Penulis :
PRESIDEN Joko Widodo menunjukkan kegamangan ketika mengomentari perang Rusia-Ukraina melalui Twitter pada 24 Februari lalu. Jokowi hanya menyerukan agar perang dihentikan karena menyengsarakan umat manusia dan membahayakan dunia. Patut disayangkan, Jokowi sama sekali tidak menyebut Rusia yang melakukan agresi militer terhadap Ukraina.
Dengan tidak menyebut nama negara, Jokowi terkesan ingin bersikap netral alias tidak memihak salah satu negara yang bertikai. Itu sikap yang keliru. Ketika negara raksasa—dengan pemerintahan otoriter—menyerang negara kecil yang berdaulat dan relatif demokratis, Indonesia seharusnya tidak bersikap netral. Sebab, dalam situasi itu, bersikap netral sama saja dengan mendukung “si kuat” berbuat zalim dan membiarkan “si lemah” menjadi korban.
Boleh jadi, demi menjaga hubungan ekonomi Rusia-Indonesia, yang nilai perdagangannya mencapai US$ 2,74 miliar pada…
Keywords: Rusia, Politik Luar Negeri RI, PBB, Ukraina, Perang Rusia-Ukraina, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Transparansi Bujet Informan
2007-11-18Menjadikan teroris sebagai informan harus disertai aturan jelas. perlu pengawasan anggaran yang ketat.
Kisruh Tabung Gas Pertamina
2007-11-18Pemerintah akhirnya menyetujui impor tabung gas. program konversi energi tak bisa ditunda.
Singkirkan Makelar Sumur Minyak
2007-11-25Harga minyak meroket, investor pun datang berebut. bagi yang mangkir, penalti harus dijatuhkan.