Data Dan Indeks Menunjukkan Adanya Regresi Demokrasi

Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-03-19 / Halaman : / Rubrik : WAW / Penulis :


KABAR tak biasa bagi Andi Widjajanto itu datang pada Jumat, 18 Februari lalu. Hari itu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno memintanya bersiap-siap ke Istana Negara pada Senin, 21 Februari lalu. Tak ada pemberitahuan dari Pratikno untuk keperluan apa ia diminta ke Istana Negara. Andi merasa ada yang berbeda ketika ia diminta menjalani tes usap reaksi berantai polimerase atau PCR dengan pendampingan Sekretariat Negara di sebuah rumah sakit di Menteng, Jakarta Pusat, Ahad, 20 Februari lalu. Hasil tesnya diketahui pada siang hari. Lalu keesokan harinya datang undangan berisi pelantikannya sebagai Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional untuk menggantikan Agus Widjojo.  Andi adalah putra Mayor Jenderal Tentara Nasional Indonesia (Purnawirawan) Theo Syafei, mantan Panglima Komando Daerah Milter IX/Udayana yang juga politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Andi orang lama di lingkaran Presiden Joko Widodo. Ia menjadi anggota tim pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla dalam Pemilihan Umum 2014 dan Deputi Tim Transisi dalam pembentukan Kabinet Kerja. Pria kelahiran Jakarta,  3 September 1971, ini kemudian dipercaya menjadi Sekretaris Kabinet pada 3 November 2014-12 Agustus 2015. 
Selepas dari jabatan itu, Andi menjadi penasihat senior Kepala Staf Kepresidenan 2016-2021 dan penasihat senior Lembaga Laboratorium Indonesia 2045 atau Lab 45. Kajian Lab 45 salah satunya perpanjangan masa jabatan presiden yang menjadi perbincangan publik.
Andi menjelaskan asal-muasal kajian itu, tapi membantah ada rekomendasi yang disampaikan lembaga itu tentang skenario perpanjangan masa jabatan kepada Jokowi. “Saya tidak tahu rumor itu dari mana,” katanya dalam wawancara pertama dengan wartawan Tempo, Abdul Manan, Budiarti Utami Putri, dan Gangsar Parikesit, di Jakarta, Kamis, 10 Maret lalu. 
Wawancara kedua dilakukan secara daring pada Jumat, 18 Maret lalu. Dalam dua kesempatan itu, Andi menjelaskan perihal pesan khusus Presiden kepadanya sebagai Gubernur Lemhannas dan pandangannya soal aspek pertahanan ibu kota negara (IKN) dan regresi demokrasi.
Apa pesan khusus Presiden kepada Anda? Secara garis besar ada tiga. Pertama, transformasi lembaga sehingga sesuai dengan perkembangan terbaru. Lalu dalam perjalanan sepuluh hari ini ada beberapa arahan lagi, yaitu melakukan standardisasi pendidikan kepemimpinan strategis nasional antara TNI, Kepolisian RI, dan aparatur sipil negara. Kami bisa bekerja sama dengan sektor di luar Polri dan ASN, seperti korporasi, partai politik, organisasi kemasyarakatan, dan parlemen. Itu dibutuhkan supaya ada pemahaman yang sama tentang kebangsaan dan ketahanan nasional. Kedua, kajian ibu kota negara. Saya sudah bertemu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (10 Maret 2022), ngobrol awal terkait dengan kolaborasi yang bisa dilakukan Lemhannas dan Kementerian PUPR yang punya konsep infrastruktur fisiknya, Kepala Otorita IKN, dan kementerian lain, termasuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Ketiga, ketahanan pangan. Setelah pelantikan, Presiden bercerita tentang kenaikan harga komoditas pangan dan energi yang berpengaruh pada inflasi. Jokowi detail sekali menyampaikan angka inflasi di Amerika Serikat, Jepang, dan itu mengakibatkan ketahanan pangan terganggu. Jadi kami diminta melakukan kajian-kajian itu.
Anda juga dikenal dekat dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati…

Keywords: Andi WidjajantoIndeks DemokrasiIKNPerpanjangan Masa Jabatan PresidenLemhanas
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…