Terkepung Polusi Smelter Nikel
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-08-27 / Halaman : / Rubrik : LIN / Penulis :
DAENG Iri’, 52 tahun, melangkah cepat saat menunjukkan kondisi sumur umum kampungnya di Dusun Mawang, Desa Papan Loe, Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Bapak tiga anak itu mengatakan tiga sumur yang digunakan warga untuk membuat batu bata sudah tak lagi berair alias kekeringan. Ketiga sumur sedalam 20-30 meter tersebut berada sekitar 50 dan 80 meter dari rumahnya. “Mulai kering setahun lebih. Kami menduga karena air tanah sudah disedot semua oleh sumur bor milik PT Huadi,” kata Iri’ saat ditemui Tempo di rumahnya, Ahad, 2 Januari lalu. PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia adalah perusahaan pengolah bijih nikel (smelter). Jarak ketiga sumur tersebut 100-150 meter dari pagar Kawasan Industri Bantaeng (KIBA). Di kawasan industri tersebut terdapat pusat pengolahan atau smelter bijih nikel milik PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia. PT Huadi mulai beroperasi pada 2014 dan diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah pada 26 Januari 2019. Pembangunan KIBA menimbulkan pro dan kontra. Kawasan industri itu setidaknya membutuhkan area seluas 3.000 hektare yang akan meliputi Desa Papan Loe, Borong Loe, dan Baruga. Desa Papan Loe memiliki luas wilayah 780 hektare. Berada sekitar 135 kilometer dari Makassar, 15 kilometer dari Bantaeng sebagai ibu kota Kabupaten Bantaeng, dan 8 kilometer dari Nipa-nipa sebagai ibu kota Kecamatan Pa’jukukang, Desa Papan Loe memiliki populasi 3.365 jiwa. Penduduk di sana bekerja dalam bidang pertanian, peternakan, dan pembuatan batu bata. Desa Papan Loe memiliki tujuh dusun: Mawang, Kayu Loe, Papan Loe, Balla Tinggia, Bungung Pandang, Bungung Rua, dan Sapamayo. Selain keluhan atas kekeringan sumur, Daeng Iri' menyebutkan warga Dusun Mawang berulang kali menyampaikan keluhan kepada pihak perusahaan perihal suara tungku pengolahan nikel yang beroperasi 24 jam nonstop. Ia juga menyebutkan asap tebal sisa pembakaran mengganggu aktivitas warga. “Kalau angin bertiup ke arah Dusun Mawang, baunya seperti ban terbakar,” ucap Daeng Iri’ menggambarkan pencemaran udara dari sisa pengolahan smelter. Ketika musim hujan, timbunan tanah hasil tambang milik perusahaan, tutur Daeng Iri’, berulang kali menyebabkan banjir lumpur yang meluber ke…
Keywords: Smelter, Kekeringan, Nikel, Pencemaran Udara, Pencemaran air, Air Limbah, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…