Dan Amongraga Pun Dibenamkan Di Laut?

Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-09-03 / Halaman : / Rubrik : TER / Penulis :


SEBUAH bronjong anyaman bambu berbentuk kurungan diturunkan dari langit-langit ruangan pertunjukan Teater Salihara, Jakarta. Sangkar itu besar. Dari sudut, dua sosok berkostum hitam-hitam yang hanya menyisakan lubang di mata—mengingatkan pada gaya para dalang Bunraku, teater boneka Jepang—menggiring sebuah boneka seukuran manusia.
Boneka itu berwarna putih dari wajah sampai kaki. Ia mengenakan penutup kepala seperti peci. Rambutnya demikian pendek hingga kedua kupingnya terlihat lebar. Matanya cekung cenderung sipit dan bibirnya panjang. Kedua sosok hitam itu memapah boneka tersebut. Boneka itu betul-betul seperti berjalan. Namun langkahnya lemah. Lunglai. Tertatih-tatih. Kakinya seakan-akan tak menginjak tanah.
Ia seolah-olah pasrah kepada kedua “eksekutor” yang menggapitnya. Tatkala dimasukkan ke kurungan, disandarkan dan diikat pada “terali sel bambu”, ia betul-betul seperti tak berdaya. Ia tak bisa ke mana-mana. Bunyi debur ombak menyusup ke ruangan. Dari kejauhan, ditimpa remang-remang cahaya lampu, wajah boneka itu tampak makin misterius.
Adegan ini disajikan Komunitas Sakatoya dari Yogyakarta di Teater Salihara untuk menggambarkan hukuman mati bagi Amongraga yang dijalankan di Laut Selatan. Dalam kisah Serat Centhini, putra Sunan Giri itu ditenggelamkan di laut setelah ia melakukan pengembaraan panjang. Perjalanan panjang mencari adik-adiknya, juga menemukan jati dirinya.

Pentas Komunitas Sakatoya Yogyakarta di ruang tunggu Galeri Salihara, Jakarta, 27 Agustus 2022. KSalihara/Witjak Widhi Cahya
Inovasi-inovasi pertunjukan teater boneka beberapa tahun terakhir menarik. Para teaterawan boneka mengambil kisah-kisah dari teks di luar teks tradisi yang digunakan wayang golek atau wayang potehi dan mengembangkan suatu model pertunjukan yang lebih atraktif dan interaktif dengan penonton. Kelompok boneka Cing Cing Mong dari Solo, Jawa Tengah, misalnya, pernah memainkan naskah Orkes Madun karya Arifin…

Keywords: Ugo UntoroAmongragaTeater SaliharaSakatoyaSerat Centhini
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16

Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…

P
Peluit dalam Gelap
1994-04-16

Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.

S
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05

Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…