Akademikus Dan Seniman Yang Inspiratif
Edisi: 20 Nov / Tanggal : 2022-11-20 / Halaman : / Rubrik : OBI / Penulis :
SAYA meyakini tiga ungkapan Bunda Teresa di bawah ini juga merupakan pedoman hidup Profesor Doktor Edi Sedyawati.
Hidup adalah tugas, tuntaskan Hidup adalah peluang, manfaatkan Hidup adalah petualangan, beranilah menjalaninya
Saya mengenal Edi dalam waktu yang cukup panjang, yakni sejak 1978. Saya mengenal perempuan yang lahir di Malang, Jawa Timur, 28 Oktober 1938, itu sebagai dosen, pembimbing, rekan sesama dosen, sesama peneliti, dan sebagai pejabat.
Orang yang baru mengenal Profesor Edi Sedyawati biasanya akan keliru menilainya. Edi ibarat sebuah buku dengan sampul bergambar penari balet, tapi isinya matematika. Kesan ini masih terbaca dari ungkapan para sahabatnya yang bahkan sudah merasa cukup mengenal: pembawaannya kalem (apalagi ia penari Jawa klasik), kata-katanya lembut (karena suaranya pelan), ramah, dan agak pendiam.
Jika mengenalnya lebih jauh, dia justru tampak memiliki kepribadian yang cenderung keras. Kata-katanya tajam dan sikapnya tegas. Di dalam organisasi seni yang digelutinya, Edi acap tidak disukai dengan kritiknya yang tajam. Tapi dia juga dihormati karena menunjukkan kelemahan-kelemahan yang sering dijumpai dalam organisasi para seniman tersebut.
Edi juga dikenal pekerja keras. Saat menjadi pejabat tertinggi di Direktorat Jenderal Kebudayaan, gaya kerjanya membuat para anggota stafnya kehilangan waktu santai. Pernah seorang direktur bawahannya mengatakan dengan kelakar bahwa dirjennya “gila”. Maksudnya gila kerja karena harus mengikuti atasannya bekerja lembur pada Minggu.
Bagi Edi, jabatannya sebagai dirjen merupakan peluang untuk mewujudkan mimpi-mimpi besarnya di ranah kebudayaan. Pada masa kepemimpinannya, galeri nasional yang telah lama dicita-citakan sejak zaman Presiden…
Keywords: Obituari, Arkeologi, Edi Sedyawati, Profesor Edy Sedyawati, Direktorat Jenderal Kebudayaan, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…