Yudi Tajudin Setelah Usmar Ismail
Edisi: 8 Janu / Tanggal : 2023-01-08 / Halaman : / Rubrik : LAPSUS / Penulis :
SUKA atau tak suka, Setelah Lewat Djam Malam karya Yudi Tajudin membawa gambar hidup ke panggung pementasan teater yang tak lagi digunakan sebagai sebatas dekorasi atau pembawa suasana: adegan demi adegan merupakan “gambar” tiga dimensi yang terbentuk dari aktor di panggung berpadu dengan gambar film yang disorotkan ke layar. “Gambar-gambar” yang mungkin liris, impresif, juga ekspresif. Perpaduan yang mungkin harmonis, kadang kontras: siluet seseorang yang membayang di depan sebuah potret mungkin tanaman-tanaman di taman; dua pemeran diam berdiri mengapit seorang pemeran dalam film; adegan meja makan dengan latar gelapnya malam; atau adegan dansa di lantai atas, seorang laki-laki diam berdiri di panggung bawah, dan sebuah closeup wajah perempuan disorotkan ke layar sepenuh panggung. Agaknya pertunjukan ini membukakan pintu ke arah perpaduan teknologi digital dengan teater lebih jauh. Garasi Performance Institute serta KawanKawan Media memadukan film dan teater sedemikian rupa sehingga pertunjukan lebih dari satu jam tersebut tak lagi “dikotomis”—bahwa ini teater, itu film.
Sejauh ini, pementasan teater yang memadukan gambar hidup (film) dalam pertunjukan di panggung sebatas yang telah disebutkan. Misalnya, perapian di istana dalam Roro Jonggrang karya Teater Koma adalah adegan film yang disorotkan ke layar. Lebih ke belakang, pementasan A Notional History oleh Five Arts Centre asal Malaysia di Salihara, Jakarta, menghadirkan film agar ruang teater menjelma menjadi “pemandangan” yang diinginkan. Seandainya film dimatikan, pertunjukan tetap bisa dipahami—dialog tetap berjalan sebagaimana naskahnya.
Hal tersebut, menghilangkan film dari pertunjukan, dalam Setelah Lewat Djam Malam (SLDM) akan berakibat tontonan ini sulit diapresiasi, dari adegan ke adegan tidak nyambung. Sebab, film dalam SLDM menjelma menjadi satu elemen yang sefungsi dengan peran. Maka tokoh utama drama ini, misalnya, yakni Iskandar (diperankan Reza Rahadian), bisa berdialog dengan Gunawan (diperankan Rd. Ismail,…
Keywords: Seni Media Baru, Karya Seni Pilihan Tempo, Yudi Tajudin, Seni Pertunjukan, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…