Kembali Ke Panggung, Kembali Bereksperimen
Edisi: 8 Janu / Tanggal : 2023-01-08 / Halaman : / Rubrik : LAPSUS / Penulis :
TAHUN 2022 boleh disebut sebagai tahun kembalinya panggung. Pandemi Covid-19 memang belum sepenuhnya musnah, tapi para seniman memiliki keberanian lagi untuk menghidupkan nyawa panggung—yang sebelumnya mati suri. Panggung tidak boleh ditinggalkan atau dijauhi. Panggung harus kembali berdenyut. Sementara pada 2020-2021 mereka masih meraba-raba jalan keluar untuk mendistribusikan karya guna dinikmati publik, 2022 tampaknya menjadi saksi bagaimana kegigihan mereka menyelamatkan panggung cukup membawa hasil. Bahkan beberapa di antaranya cukup mampu menghasilkan kejutan.
Dalam industri musik, perhelatan musik Java Jazz pada Mei dan Synchronize Fest pada Oktober sukses memuaskan dahaga pencinta musik dan festival. Antusiasme penonton terlihat dari jumlah tiket yang terjual. Pandemi Covid-19 yang mulai melandai membuat orang mulai berbondong-bondong kembali mendatangi tempat hiburan dan pertunjukan. Dua festival ini setidaknya menjadi tolok ukur mulai bangkitnya dunia seni dan hiburan. Dalam kancah seni rupa, bahkan komunitas Ruangrupa mampu menjadi kurator Documenta—salah satu perhelatan seni rupa terbaik di dunia yang berlangsung di Kassel, Jerman.
Aneka festival seperti cendawan pada musim hujan, muncul di berbagai tempat, berbagai kota. Pentas-pentas kembali muncul dan bergaung, menarik kalangan muda untuk hadir menyaksikan pertunjukan. Penyanyi-penyanyi muda memanaskan panggung dengan suara dan karya mereka. Yang menarik, dunia musik digital juga kian ramai oleh single yang dirilis para penyanyi. Pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya tuntas membuat musikus berkreasi, menyalurkan ide, kepenatan, atau kegalauan mereka dalam menghadapi situasi ini. Kemajuan teknologi menjembatani dan mewadahi para musikus. Karya mereka makin viral ketika ditangkap platform atau media sosial.
Sudamala: Dari Epilog Calonarang di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta, 9 September 2022. ANTARA/Rivan Awal Lingga
Pembaca, setiap awal tahun kami menengok kembali perkembangan seni dan dunia sastra Indonesia. Tempo mengikuti perjalanan para seniman dari galeri ke galeri, dari panggung ke panggung, juga di medium daring atau platform digital. Tempo pun berusaha mengikuti terbitan buku-buku sastra sepanjang tahun sebelumnya. Pada 2022, Tempo menyaksikan efek pandemi tidak membuat sastra dan seni pertunjukan Indonesia berjalan di tempat ataupun involutif atau mundur ke belakang. Inovasi dan eksperimen terus berkembang.
Kami mencoba memilih buku sastra dan karya seni pertunjukan yang kami anggap paling memiliki estetika kuat. Kami mengemasnya pekan ini dalam edisi sastra dan karya seni pilihan Tempo 2022. Hal ini menjadi bentuk sumbangan kecil, apresiasi Tempo terhadap ide, gagasan, dan semangat para seniman. Kami…
Keywords: Musik, Seni Rupa, puisi, Sastra, Karya Seni Pilihan Tempo, Seni Pertunjukan, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…