Januari Puncak Hujan, Setelah Itu Suhu Naik

Edisi: 8 Janu / Tanggal : 2023-01-08 / Halaman : / Rubrik : WAW / Penulis :


INDONESIA mengalami triple dip La Niña, siklus 23 tahun ketika musim hujan berlangsung terus-menerus selama tiga tahun. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), triple dip dimulai pada 2020 sehingga musim hujan akan berakhir pada 2022. Keuntungan bagi Indonesia: kebakaran hutan dan lahan berkurang serta emisi gas rumah kaca pun bisa ditekan.
Namun hujan yang turun terus-menerus menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor. “Iklim dan cuaca Indonesia itu kompleks,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Sebagai negara khatulistiwa berbentuk kepulauan yang diapit dua benua besar dan dua samudra, wilayah Indonesia menjadi perlintasan suhu dingin disertai angin dan awan dalam waktu bersamaan. Akibatnya, curah hujan menjadi ekstrem.Fenomena alam ini menjadi tidak normal karena pengaruh krisis iklim dan pemanasan global. Kenaikan suhu permukaan bumi 1,2 derajat Celsius dibanding masa praindustri 1800-1850 telah menyelewengkan musim. Jarak La Niña (kemarau basah) ke El Niño (musim kering) menjadi lebih pendek dari lima-tujuh tahun menjadi dua-tiga tahun.Menurut Dwikorita, La Niña akan melemah memasuki 2023. Tapi akibatnya suhu Indonesia akan kembali seperti 2015-2016 atau 2019, yakni kekeringan berkepanjangan. Akibat lain adalah potensi kebakaran hutan dan lahan yang meningkat. Pada tahun-tahun itu, kebakaran menjadi yang terluas dalam satu dekade. Produksi emisi gas rumah kaca yang terlepas ke atmosfer pun mencapai rekor.Kepada wartawan Tempo, Abdul Manan dan Zacharias Wuragil, pada Selasa, 27 Desember 2022, Dwikorita menjelaskan fenomena cuaca yang kian tak menentu akibat krisis iklim, ancaman gempa yang tak terprediksi, hingga komunikasi bencana dan penanganannya.
Jadi cuaca 2023 seperti apa?
La Niña masih ada, tapi melemah. Tahun ini menjadi netral. Cuaca akan kembali seperti 2019.  
Apa akibatnya?
Tidak ada peningkatan curah hujan. Bahkan ada tren kenaikan suhu sehingga akan mengembalikan potensi kebakaran hutan dan lahan. Kemarin, karena La Niña, kebakaran berkurang, tapi banjir dan tanah longsor terjadi di mana-mana. 
Tahun ini sudah masuk El Niño?
Belum. Memang siklusnya biasanya setelah La Niña akan menjadi El Niño. Tapi tidak seketika. 
Apa beda keduanya?
El Niño adalah kekeringan berkepanjangan seperti 2015-2016. Tahun itu kebakaran hutan dan lahan terjadi di mana-mana. Jadi 2015-2016 itu El Niño, lalu 2020-2022 La Niña. 
Sampai kapan musim hujan berlangsung?
Desember 2022 hingga Januari 2023 hujan turun di sebagian wilayah Indonesia. Januari puncak hujan. 
Pada 2022 sering terjadi hujan lebat hingga banjir. Tapi tidak merata di tiap wilayah. Apa penyebabnya?
Mungkin curah hujannya di tempat yang banjir tidak selebat di tempat yang tidak banjir. Misalnya di Jawa Barat belum selebat di Kalimantan, tapi Jawa Barat sudah mengalami banjir. Itu karena kondisi kerusakan lahan. Kalau lahannya sudah rusak, resapan air terganggu. Jawa Barat ini istimewa. 
Apa istimewanya?
Curah hujan…

Keywords: BMKGEl Ninopemanasan globalLa NinaKebakaran Hutan dan LahanBencana BanjirDwikorita Karnawati
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…